Ketika Musim Kawin itu Datang
Wednesday, December 14, 2011
/
No Comments
Rintihanku......! Inilah sejatinya dunia ini sekarang, dunia yang mana ada sebagian gemerlapan dan ada sebagian bahkan lebih dalam kegelapan. Saat ini sejujurnya aku malu melihat dan mendengar tingkah polah dan bahkan kata-katamu, namun sebagian yang didepan bersorak dan yang dibelakang terdiam entah mengapa...!, saat ini juga aku coba tuliskan sepatah demi patah kata sebagai wujud kebosananku yang ingin sesekali kuperlihatkan kepada orang-orang yang berhati mulia dan bisa memahami aku apa adanya, namun ini bukanlah sebuah kelakar yang mungkin bisa menyesakkan dada, dan ini sebagai bahan untuk menggugah sahabat-sahabatku dan para hyang mulia, bagaimana susahnya aku berjuang menjalani kehidupan ini.
Disaat seperti ini aku gambarkan diriku sebagai sekuntum bunga yang dipuja puja sepasang kekasih sebagai wujud cinta dan perhatianmu padaku, akupun coba diriku tersenyum mekar menyambut harapanku dibalik kelakar manismu, akupun terlena akan kebesaran dirimu dibalik gemerlap duniamu, namun sesekali aku coba runtuhkan segala asaku yang begitu besar akan rayuan manismu, semakin aku runtuhkan asaku namun semakin aku sadari bahwa kini aku jatuh cinta padamu.
Sebersit sinar yang selama ini menggelapkan mata dan hatiku disini, akupun coba beranjak memahami apa yang kau ucapkan padaku....! saat itu juga asaku runtuh padamu. dengan kebeningan hati ini, dengan kejujuran hati ini aku sadari bahwa Ketika Musim Kawin itu Datang, kau datang padaku disaat dirimu memerlukan madu dari ku, bukan sebagai pasangan yang setia membangunkan asaku yang besar padamu.
Aku sadari bahwa Ketika Musim Kawin itu Datang, kau selalu setia datang menemuiku bahkan ibarat sebuah mantra jailangkung "kau atang tak diundang, pulang tak diantar"
Aku sadari betul Ketika Musim Kawin itu Datang, kau seolah berprilaku baik dimataku dan kawan-kawanku yang lugu dan polos ini.....!
Aku sadari betul Ketika Musim Kawin itu Datang, kau seolah pahlawan yang telah berjuang untukku mati-matian membela nasibku yang menggelepar disini.
Aku sadari betul Ketika Musim Kawin itu Datang, dibalik tubuhmu yang gendut kau seolah memayungi aku dikala panas dan terik menguras peluhku dipematang sawah....!
Sejujurnya dari hatiku aku telah bosan pada kelakarmu.........!
Aku sadari betul Ketika Musim Kawin itu Datang, kau hanya mengambil maduku
Aku sadari betul Ketika Musim Kawin itu Datang, dan kau telah mendapatkan keinginanmu kau akan melupakan janji setiamu padaku....!
Aku sadari betul Ketika Musim Kawin itu Datang, dan kau telah mendapatkan keinginanmu kau takkan lagi bisa datang menemaniku disini.....!
Aku sadari betul Ketika Musim Kawin itu Datang, dan kau telah mendapatkan keinginanmu kau takkan lagi sebagai pahlawan mengingat begitu banyak pengorbananmu yang belum terbayar lunas hingga kau takkan pernah lagi membela nasibku ini
Aku sadari betul Ketika Musim Kawin itu Datang, dan kau telah mendapatkan keinginanmu dibalik tubuhmu yang gendut takkan lagi bisa memayungiku dan bahkan menindihku terhimpit sebuah lorong sempit yang takkan mungkin bisa kutembus
Aku sadari betul Ketika Musim Kawin itu Datang, dan kau telah mendapatkan keinginanmu aku akan tetap menjadi pribadi yang tanpa arah yang jelas akan nasibku
Pesta Pora ini telah usai ketika aku sadari kau telah jauh meninggalkan aku sendiri, dan kaupun pergi bersama teman setiamu.
Inilah ciri musim kawinmu sobat, aku tidak pernah tau apakah kau pasangan yang pantas bersanding di singgasana cintamu.
Meski perih kupersembahkan sebuah karya ini untukmu sobat, semoga bisa tergugah....!
Aku sadari bahwa Ketika Musim Kawin itu Datang, kau selalu setia datang menemuiku bahkan ibarat sebuah mantra jailangkung "kau atang tak diundang, pulang tak diantar"
Aku sadari betul Ketika Musim Kawin itu Datang, kau seolah berprilaku baik dimataku dan kawan-kawanku yang lugu dan polos ini.....!
Aku sadari betul Ketika Musim Kawin itu Datang, kau seolah pahlawan yang telah berjuang untukku mati-matian membela nasibku yang menggelepar disini.
Aku sadari betul Ketika Musim Kawin itu Datang, dibalik tubuhmu yang gendut kau seolah memayungi aku dikala panas dan terik menguras peluhku dipematang sawah....!
Sejujurnya dari hatiku aku telah bosan pada kelakarmu.........!
Aku sadari betul Ketika Musim Kawin itu Datang, kau hanya mengambil maduku
Aku sadari betul Ketika Musim Kawin itu Datang, dan kau telah mendapatkan keinginanmu kau akan melupakan janji setiamu padaku....!
Aku sadari betul Ketika Musim Kawin itu Datang, dan kau telah mendapatkan keinginanmu kau takkan lagi bisa datang menemaniku disini.....!
Aku sadari betul Ketika Musim Kawin itu Datang, dan kau telah mendapatkan keinginanmu kau takkan lagi sebagai pahlawan mengingat begitu banyak pengorbananmu yang belum terbayar lunas hingga kau takkan pernah lagi membela nasibku ini
Aku sadari betul Ketika Musim Kawin itu Datang, dan kau telah mendapatkan keinginanmu dibalik tubuhmu yang gendut takkan lagi bisa memayungiku dan bahkan menindihku terhimpit sebuah lorong sempit yang takkan mungkin bisa kutembus
Aku sadari betul Ketika Musim Kawin itu Datang, dan kau telah mendapatkan keinginanmu aku akan tetap menjadi pribadi yang tanpa arah yang jelas akan nasibku
Pesta Pora ini telah usai ketika aku sadari kau telah jauh meninggalkan aku sendiri, dan kaupun pergi bersama teman setiamu.
Inilah ciri musim kawinmu sobat, aku tidak pernah tau apakah kau pasangan yang pantas bersanding di singgasana cintamu.
Meski perih kupersembahkan sebuah karya ini untukmu sobat, semoga bisa tergugah....!