News Ticker

Menu

Search This Blog

Powered by Blogger.

About Me

My photo
Komunitas kreatif yang bergerak di bidang riset, jurnalisme, desain, dan komunikasi marketing. Integritas dan profesionalisme kami bisa dilihat pada topik dan cara penyajiannya pada situs-situs atau blog yang kami kelola. Sesimple itulah kami.

Browsing "Older Posts"

Sistem Pompanisasi Harapan Baru Bagi Anggota

Wednesday, January 25, 2012 / No Comments
Krisis Air dimusim kemarau tahun lalu sangat dirasakan oleh masyarakat Banjar Bukit Sakti Desa Lokapaksa, Khusunya Masyarakat wilayah atas di Kelompok Tani Ternak Pucak Manik. Musim Kemarau Kemarin adalah musim yang paling sulit mendapat air bersih diantara musim kemarau tahun-tahun sebelumnya, mengingat bencana banjir bandang awal tahun 2011 membawa dampak terhadap saluran pipa air bersih desa lokapaksa. Sarana perpipaan desa tergerus oleh banjir sepanjang 3 Km. Hingga kini di awal tahun 2012 masyarakat daerah atas di bukit sakti belum bisa memperoleh fasilitas air bersih.

Cerita yang sama dialami oleh anggota Kelompok Tani Ternak Pucak Manik, Semenjak putusnya jaringan perpipaan desa lokapaksa ternak sapi yang ada di kandang koloni sudah tidak pernah dimandikan, jangankan untuk mandi ternak, untuk minum seteguk air bersih saja sudah sangat sulit memperoleh air bersih, beberapa tanaman HMT mengalami kekeringan, tandus, gresang dan berdebu itulah pemandangan sehari-hari.
Kini menjelang akhir tahun 2011 ada sebuah harapan baru bagi anggota Kelompok Tani Ternak Pucak Manik dalam mengatasi krisi air bersih di musin kemarau nanti, harapan itu adalah adanya bantuan irigasi air resapan dengan sistem pompanisasi dari DISTANAK Kabupaten Buleleng, Melalui sebuah proposal yang kami ajukan kepada : Yth. Bapak Gubernur Bali, dan kemudian ditembuskan kepada Distanak kabupaten Buleleng, Pada tanggal 10 Agustus 2010, dengan nomor surat : 005/KTPM/VIII/10, kini telah berkenan direstui permohonan kami melalui sebuah program bantuan irigasi air resapan dengan sistem pompanisasi, untuk itu melalui kesempatan ini kami ucapkan Terimakasih Kepada Dinas Pertanian dan Peternakan (DISTANAK) Kabupaten Buleleng atas segenap perhatiannya kepada kami.

Proyek ini pembangunan irigasi air resapan dengan sistem pompanisasi ini pada tahap pembanguan oleh pemborong, dengan kegiatan pembanguunan diantaranya : Pebangunan 2 unit bak sumur air resapan, pembangunan 2 unit bangunan tempat mesin pompa, pembangunan 1 unit cubang, dan sekaligus pengadaan jaringan perpipaan serta mesin-mesin pendukungnya diantaranya 2 unit Genset masing masing genset 1 phase dan genset 3 pahse dan 2 buah pompa centrifugal vertikal, ini sangat antusias di awasi oleh segenap anggota kelompok kami, baik dari awal pembangunan hingga akhir pembangunnya, mengingat pembangunan pembangunan irigasi air resapan dengan sistem pompanisasi ini merupakan sebuah harapan baru dalam mengatasi krisis air bersih yang kami hadapi di kelompok kami.

Kini walaupun tahap demi tahap pembangunannya mengalami kelambatan dari sisi waktu penyerahannya yang mestinya sudah diserahkan pada tanggal 5 Desember 2011, namun kami tidak pernah mempermasalahkan, mengingat kami ingin proyek ini dikerjakan oleh pihak pemborong tidak asal-asalan saja, kami ingin proyek ini dengan kwalitas pengerjaan yang baik mengingat kami nantinya sebagai pemakai tidak kecewa setelah dinyatakan finish bangunan tidak cepat rusak.
Kini di awal tahun ini, proyek ini sudah diserahkan oleh pihak pemborong kepada kami, walau dengan ada kekurangan dan kami selaku anggota poktan bisa memaklumumi alasan dari pihak pemborong proyek, mengingat spesifikasi saat desain tidak begitu jelas diberikan oleh pihak perancang/konsultan.

Ucapan Terimakasi
Dibalik selesainya proyek ini kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepda :
1. Pemerintah Propinsi Bali Secara umum yang berkaitan dengan proyek bantuan ini, Serta Dinas Pertanian dan Peternakan (DISTANAK) Kabupaten Buleleng serta seluruh Staf dan jajarannya hingga ke tingkat BPP Kecamatan Seririt,
2. Pihak Konsultan Perancang Bangunan bantuan proyek ini
3. Pihak Pemborong
4. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya proyek ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Sebuah Cita-cita dan Harapan di Depan Mata
Ada sebuah harapan besar kami atas bantuan proyek ini dalam peningkatan usaha peternakan kami kedepan, baik dari sisi hulu hingga hilir dalam peternakan kami mulai dari ketersediaan HMT di musim kemarau, ketersediaan air minum dan mandi ternak, ketersediaan air dalam mengolah biogas, serta pengembangan usaha kami menuju rencana kami dalam bidang usaha budidaya perikanan di daerah tandus, baik itu lele, patin, maupun udang galah untuk kedepan. 
Dimusim kemarau nanti kami tidak akan kekurangan air, lingkungan kandang koloni kami akan selalu asri seperti dulu, sapi-sapi kami akan selalu mandi dan gosok gigi, lantai kandang kami selalu bersih dan disiram mungkin sapai di pel setiap hari seperti dulu. Biogas yang saat kemarau kemarin mengalami pemadatan karena ketiadaan air kini sudah mulai menyemburkan kentutnya sebagai tanda telah berfungsi kembalinya si api biru ini menghangatkan periuk dan ketel para petani. 

Sekedar Saran 
Sekedar Saran dari kami pihak kelompok kepada konsultan perancang proyek ini, kami dari pihak kelompok mengucapkan terimakasih kepada pihak konsultan atas rancangan dan desain proyek ini, namun tanpa mengurangi rasa terimakasih kami untuk kedepan, dari tahap awal perancangan hendaknya melibatkan kami selaku pemakai, mungkin ada hal-hal yang sangat mungkin bisa di adopsi dari kami walaupun kami hanya petani, misalnya seperti :
1. Pemkaian 2 unit Genset diantaranya 1 unit genset 3 phase dan 1 unit genset 1 phase yang mestinya semua itu bisa cukup hanya dengan menggunakan 1 unit genset 3 phase dengan kapasitas daya yang lebih besar serta diletakkan posisinya di balai kelompok lengkap dengan terminal kontrol, kemudian dihubungkan dengan kabel menuju masing masing pompa lengkap dengan rangkaian otomatisnya. Sehingga dengan pola ini tidak merepotkan kami saat menghidupkan mesin mesti meuruni bukit dengan jalan yang terjal.
2. Mestinya Masing-masing bak resapan tidak di desain terbuka penuh seperti saat ini, mestinya ada tutup dengan plat yang dilengkapi dengan gembok, sehingga tidak sembarang orang bisa menaruh sesuatu yang berbahaya seperti racun dllnya.
3. Spesifikasi jaringan perpipaan diperjalas, tidak hanya menulis spesifikasi umum yang masih bisa di akali oleh pihak pemborong, seperti ini "Pipa PVC 1 Dim AW" bandingkan dengan spesifikasi yang ini "Pipa PVC 1 Dim AW SNI Merk MASPION".  Juga jaringan perpipaannya tidak diperjelas dengan ditanam, sehingga kami dari kelompok berswadaya untuk menanam pipa tersebut agar tidak mudah pecah saat kemarau nanti dan menghindari dari injakan roda traktor yang sering hilir mudik di pematang sawah.
4. Spesifikasi Mesin Genset dengan kemampuan 26 PK tersebut hendaknya ber SNI, bukan asal 26 PK saja, walau mereknya abal-abal, dari sisi kwalitas kami ragu akan kemampuan mesin tersebut.
Dari sisi kwalitas bangunan bik pasangan dan campuran mungkin pemborong merasa kesal dengan kami, karena hampir setiap hari kami kontrol kwalitas campuran agar kuat dan bisa bertahan lebih lama, sehingga jujur untuk kwalitas bangunan kami puas, namun dari 4 sisi saran tadi kami ada sedikit ganjalan yang membuat kami ragu atas kwalitas mesin dan pipa serta tidak di sharenya spesifikasi teknis kepada kami, mungkin mereka masih beranggapan bahwa petani itu bodoh.

Membangun Lembaga Keuangan Petani di Desa

Sunday, January 22, 2012 / No Comments
Desa Lokapaksa memiliki potensi yang sangat besar di bidang pertanian, namum sangat disayangkan sekali potensi yang besar tersebut tidak dibarengi dengan kemajuan ekonomi penduduknya yakni petani itu sendiri, juga tidak dibarengi dengan penumbuhan lembaga keuangan yang tangguh di tingkat desa entah dimana asal muasal dan sebab LPD yang sudah sedari dulu dikembangkan tidak pernah menunjukkan perkembangannya, yang sudah sedari dulu kala mendapat banyak suntikan dana dari pemerintah tidak pula menunjukkan kemajuan, bahkan sebuah lembaga CBD yang diharapkan bisa menjadi Lembaga Ekonomi Mikro di pedesaan hingga kini keberadaanya entah dimana....!

Bagi masyarakat kecil seperti kami kaum tani, semua ini sangat mengherankan sekali, desa yang kaya potensi kalah telak dengan desa yang miskin potensi, lihat saja desa-desa kering di bali barat, adalah desa tetangga kami seperti desa Sanggah Langit, Desa Musi, Desa Pejarakan dan Desa Sumber Kima, LPD di desa-desa tersebut sangat berkembang dan bahkan maju pesat, padahal potensi desanya kalah dengan desa kami. 
Hal ini membuat kami jengah apa sebetulnya yang terjadi dan apa akar permasalahan hingga desa kami seperti ini, ternyata ada beberapa faktor diantaranya :
1. Ketidak Tegasan Pengelola Desa (Aparat Desa, BPD dan Desa Adat) dalam menjalankan kewajibanya. Sebuah Bukti nyata : Aparat Desa, BPD dan Desa Adat tidak berani menindak tegas para penunggak cicilan CBD dan LPD. Aturan yang ada hanya sebatas "GRETAK SAMBAL" Semata.
2. Kemiskinan dan Kemalasan serta Premanisasi tubuh subur sehingga masyarakat lebih mengutamakan otot dibandingkan otak dalam penyelesaian permasalahan.
3. Kesadaran bebrapa anggota Masyarakat dalam menjaga nama baik diri sendiri dan nama baik desa sangat rendah.

Dalam Hal ini kami bukan berarti mengungkap kebobrokan desa, tapi itulah sebuah kenyataan yang terjadi yang tidak harus kita tutup-tutupi sehingga kelihatan tampak indah dari luar namun begitu kasar didalamnya selayaknya "Tahi Kuda".
Sebagai wujud cinta kami pada desa, kami dari petani terpencil tidak hanya bisa mengkritisi saja, namun kami akan beri sebuah contoh suri tauladan bagaimana kami membangun diri sendiri, membangun kelompok kami, Membangun banjar dan membangun desa ini.
Nah Melalui sebuah perjalanan kami di KTT. Pucak Manik, akhirnya singkat cerita kami telah membentuk Koperasi Tani (KOPTAN) Werdhi Sadhana, Kini tepat sudah setahun koperasi ini kami ikrarkan dan telah berjalan pra koperasi, tinggal menunggu beberapa langkah saja menuju badan hukum (BH) seperti yang kami cita-citakan sebelumnya.
Dari awal berdirinya Koperasi ini sebenarnya hanya "bermodalkan dengkul" yakni Simpanan Pokok anggota pendiri sebesar Rp. 100.000,- X 24 Orang anggota Pendiri, Simpanan Wajib Rp. 10.000,- X 3 Bulan dibayar sekalian X 24 Orang anggota Pendiri dan Tabungan Para anggota pendiri rata-rata Rp. 370.000,-/anggota pendiri, ditambah dengan Pengelolaan Aset KTT. Pucak Manik dan hingga kini telah berhasil mengelola unit simpan pinjam hampir mencapai Rp. 100.000.000,-
Bagi kami pencapain tersebut adalah hal yang sangat lauar biasa, kami para petani yang sebagian besar anggota pendiri KOPTAN ini adalah anggota KTT. Pucak Manik, dan kini keanggotaan KOPTAN Werdhi Sadhana telah dibuka untuk umum sesuai dengan ketentuan AD/ART KOPTAN, anggota sebagian besar dari beberapa kelompok yang ada di desa kami diantaranya KTT. Murdha Sadhana, KWT. Manik Amertha, dan ada anggota dari luar desa kami yakni dari desa Ularan yakni KTT. Munduk Sari yang merupakan kelompok inti SIMANTRI 064 Gapoktan Sabha karya Winangun Desa Ularan yang juga merupakan Salah Satu Juara SIMANTRI Tahun 2011 ukut bergabung dalam koperasi kami.
Kami di kelompok dan di koperasi akan selalu merangkul kelompok-kelompok yang betul-betul mau maju, bukan kelompok yang model "pedati" dan "merpati" yang banyak keberadaannya. Kami memiliki keyakinan bahwa melalui koperasi ini kedepan akan menjadi lembaga keuangan yang kuat dan akan mampu memberi kesejahteraan bagi para anggotanya.
Kami memiliki keyakinan bahwa kedepan kelak ketiaka koperasi ini semakin dewasa maka kesejahteraan ekonomi masyarakat lokapaksa atas, khususnya Banjar Bukit Sakti dan Banjar Sorga Desa Lokapaksa akan jauh lebih maju dan mapan dibandingkan Banjar-banjar yang lainnya.

TUJUAN KOPTAN WERDHI SADHANA
Adapun Yang menjadi Tujuan Dari KOPTAN WERDHI SADHANA adalah : 
  1. KOPTAN WERDHI SADHANA Menjadi Lembaga Keuangan Agribisnis  sebagai wadah kegiatan ekonomi dan sosial yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa tidak hanya di desa loapaksa, tetapi mampu berjalan di Wilayah Kerja KOPERASI.
  2. Memberi Pengetahuan kepada para anggotanya untuk dapat lebih meningkatkan kegiatan usaha di sektor pertanian dari hulu hingga hilir menjadi lebih Mandiri.
  3. KOPTAN WERDHI SADHANA Dengan Semangat Visi dan Misi KOPTAN yakni meningkatkan rasa kekeluargaan dan sikap gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat 
  4. Meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat melalui sisa hasil usaha (SHU)
  5. Mensejahterakan Anggota dalam hal ini petani pada umumnya sesuai dengan Azas dan Tujuan Kebersamaan Koperasi yakni dari Anggota, Oleh Anggota dan Untuk Anggota Koperasi itu sendiri.
KEGIATAN USAHA KOPTAN WERDHI SADHANA
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggotanya, maka kegiatan Usaha KOPTAN WERDHI SADHANA meliputi kegiatan usaha di sektor pertanian dalam arti luas dari hulu hingga hilir yakni :
  1. Melaksanakan kegiatan usaha Unit Simpan Pinjam yang dikelola secara terpisah dari unit usaha lainnya dengan menghimpun simpanan berjangka dan tabungan dari anggota dan calon anggotanya, Koperasi lain, Kelompok Tani (KOPTAN) dan atau anggotanya, memberikan pinjaman uang kepada anggota, calon anggotanya, Koperasi lain, Kelompok Tani (KOPTAN) dan atau anggotanya.
  2. Melaksanakan kegiatan usaha pemasaran / distribusi hasil-hasil pertanian dalam arti luas dari hulu hingga hilir, seperti SAPROTAN, Penyaluran Bibit dan Pupuk, penyaluran hasil usaha dibidang pertanian.
  3. Melaksanakan kegiatan usaha jasa
  4. Mengadakan pendidikan dan latihan serta penyuluhan / penerangan untuk meningkatkan dan pengembangan usaha anggota.
  5. Sebagai mitra kerja dalam rangka pengadaan penyaluran barang dan jasa dengan Perusahaan, Koperasi,  Kelompok Tani (KOPTAN) dan lainnya.

APAKAH YANG TERJADI 10 TAHUN KEDEPAN DI WILAYAH LOKAPAKSA BAGAIAN ATAS VS WILAYAH BAGAIAN BAWAH.....?
I. WILAYAH BANJAR SORGA DAN SORGA MEKAR
Wilaayah banjar ini memiliki potensi yang sangat besar di sektor perkebunan dengan wilayah bajar yang luas dan SDM yang mendukung, kini sedang dikembangkan perkebunan pisang, kakao, Durian bangkok, kopi dan cengkih dengan potensi kedepan akan mampu menyaingi desa unggahan dalam produksi komoditi tersebut.
II. WILAYAH BAJAR BUKIT SAKTI ATAS
Wilayah banjar ini memiliki wilayah yang paling luas diantara banjar lainnya dan bahkan mengalahkan luas desa ularan dan desa umeanyar, menjadi kelian banjar di bukit sakti akan sama dengan menjadi kepala desa di desa ularan dan umeanyar...!, makanya kader yang paling pas meminpin desa lokapaksa adalah kader dari banjar bukit sakti kenapa...?
SDM banjar ini kini sudah sangat mapan, hampir 95% anak-anak bukit sakti tamat SMA, dan yang melanjutkan kuliah D1, D2, D3, dan S1 sangat banyak. Potensi Wilayah Adalah sebagai Sentra Pengembangan Peternakan yakni Sapi Bali oleh KTT. PUCAK MANIK dan KTT. Murdha Sadhana, Ayam buras dan Babi oleh KWT. Manik Amertha, Pusat pengembangan Lembaga Keuangan dan Perekonomian oleh KOPTAN Werdhi Sadhana, serta komoditi unggulan dari Perkebunan mangga, kelapa, rambutan, kayu jati, dan beberapa penghasil padi oleh Subak abian Bila Sari dan Subak Lebah Semawa sendiri, serta banyaknya industri pertukangan meubel kayu serta home industri yang mengolah hasil turunan pertanian seperti keripik yang semuanya itu berada dibawah nanungan KOPTAN Werdhi Sadhana 
III. WILAYAH BANJAR LAINNYA
Wilayah lainya yang berada di pusat keramaian desa sebagian besar tidak bisa di proyeksikan arah pengembangannya kedepan...!, lahan sempit, Penduduk nya padat kedepan ini potensial sebagai buruh tenaga kerja bukan penyedia kerja bagi yang lainnya. 

Dari Urain diatas dapat kami gambarkan bahwa yang menjadi tulang punggung perekonomian kedepan bagi desa lokapaksa adalah wilayah yang potensi pertaniannya sangat tinggi dan masyarakatnya maju pola pikirnya, yakni di wilayah atas nah untuk bisa menuju kearah tersebut maka dibentuklah sebuah lembaga keuangan bagi para petani di desa lokapaksa yakni KOPTAN WERDHI SADHANA

Membuat Proposal Permohonan

Monday, January 16, 2012 / No Comments

Ada sebuah pernyataan seorang Profesor Doktor yang kebetulan terbaca di media dunia maya ini, pernyataan itu kurang lebih "menganggap program Simantri hanya menguntungkan dan dapat dinikmati oleh para petani kaya yang pintar menyusun proposal bukan pada petani tradisional". Jujur saya merasa terketuk hati saya, saya menulis dalam media blog ini untuk teman-teman sesama petani, saya bantu mereka menyusunkan sebuah proposal permohonan bantuan SIMANTRI yang kemudian diajukan kepada gubernur. Suatu saat saya akan posting sebuah artikel profil petani miskin di dalam kelompok-kelompok Simantri, sebagai tanda bahwa Mereka Layak mendapatkan Simantri.
Pernyataan "Petani Kaya", menurut saya kata kaya itu relatif, apakah ukuran petani kaya itu...?, memiliki uang banyak, mobil, traktor, banyak sapi, ladang luas, pergaulan yang luas, atau apa...?, saya sulit mendifinisikan dengan benar.  
Menurut kami Simantri jauh lebih layak diberikan kepada GAPOKTAN mengingat Gapoktan adalah induk semua Poktan termasuk Subak, lalu kenapa mesti "ada friksi" antara subak dengan gapoktan...?, toh juga mereka ada didalam gapoktan, yang nantinya gapoktan menjadi sebuah lembaga bagi petani di desa, yang sejalan dengan penguatan kelembagaan petani. Mengenai pernyataan "Hanya petani pintar", Menurut saya petani Bali mesti pintar, petani tidak hanya berkutat dalam belepotan lumpur saja, melainkan petani wajib pintar di segala aspek, menguasai manajemen, mengauasai IT dan lain sebagainya, karena dunia pertanian adalah dunia kompleks dan dinamis, yang sarat akan tebaran ilmu pengetahuan real. Ilmu pengetahuan tidak mesti dibangku kuliah saja adanya, bahkan di dunia pertanian jauh lebih banyak, kalo seorang profesor berniat membantu petani begini caranya :
1. Bantu Uji Lab GRATIS Produk SIMANTRI diantaranya : Pupuk Kompos, Produk Bio Urine, Produk Bio Kultur, dan lain sebagainya agar petani bisa mendapat sertifikasi atas produk mereka.
2. Bantu didik Petani dengan bagikan ilmu manajement, Sentuhan IPTEK dalam mekanisasi pertanian, thesis dan hasil-hasil penelitian jangan ditaruh di perpustakaan saja, share dengan petani di kelompok atau subak, na itu kan ada yang namanya Tri Dharma Perguruan Tinggi, implementasi nyatakan itu.

Nah biar tidak berkutat seputar pernyataan beberapa pihak tadi, maka kali ini saya akan coba membagi sebuah teknik pembuatan proposal yang saya ketahui, dan tentu jauh dari sempurna, untuk itu mohon masukan yang membangun untuk kebaikan artikel ini dan kemajuan kita semua.

Dalam penulisan proposal sekurang kurangnya memuat 5W+1H dengan rincian sebagai berikut :
1. Apa (WHAT).
Apa yang akan dilakukan dalam kegiatan tersebut, dasar hukumnya apa, gambaran umum, alasan kegiatan dilaksanakan (kegiatan prioritas, tupoksi), berdasarkan rencana kerja Kelompok atau dasar lainnya, serta batasan kegiatan itu sendiri.
2. Mengapa (WHY)
Kenapa kegiatan tersebut perlu dilaksanakan, dan sasaran program yang hendak dicapai, sehingga maksud dan tujuannya jelas.
3. Indikator keluaran
Indikator keluaran kualitatif diukur dengan output apa yang akan dihasilkan, kualitas dan manfaatnya. Demikian juga dengan indikator kuantitatif diukur dengan jumlah atau volume output sasaran
4. Dimana (WHERE)
Tempat dilaksanakan kegiatan dimana, di kabupaten/Kecamatan.
5. Siapa (WHO)
Siapa pelaksana kegiatan (kepanitiaan, jumlah personel) Siapa penanggung jawab kegiatan untuk mencapai output yang ditargetkan. Siapa penerima manfaat (lembaga, masyarakat)

6. Kapan (WHEN)
Jangka waktu kegiatan dimulai dan selesainya, Kalo bisa disertakan matrik pelaksanaan kegiatan (time table)
7. Bagaimana (HOW)
Bagaimana cara kegiatan tersebut dilaksanakan, metoda pelaksanaan yang digunakan misalnya dengan tender, swakelola, atau bantuan sosial. Selain itu juga bagaimana tahapan pelaksanaan untuk mencapai indikator keluaran. misalnya melalui kerjasama dengan Organisasi masyarakat seikitarnya.
8. Berapa Biaya (HOW MUCH)
Jumlah biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan/kegiatan tersebut, berikut RAB (Rencana Anggaran Biaya) sesuai dengan RUA (Rencana Usaha Anggota) atau RUK (Rencana Usaha Kelompok).
 

Sistematika dalam penulisan proposal permohonan bantuan adalah sebagai berikut :
1. Cover Proposal
Merupakan Halaman pertama dari sebuah proposal, yang memuat judul proposal, Penulis, Istansi Pembuat Proposal dan tahun pembuatan proposal.
2. Kata Pengantar
Pengantar sebuah proposal, biasanya berisi ucapan terimakasi, permohonan maaf jika ada kesalahan serta harapan dari penulis.
3. Daftar Isi
Merupakan serangkaian isi dari setiap bab dalam pembahasan proposal dengan menyertakan halamannya.
4. Daftar Gambar (Kalo Ada)
5. Daftar Tabel (Kalo Ada)
6. BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berisi beberapa hal yang melatar belakangi penyusunan proposal yang biasanya disertai dengan serangkaian masalah yang ada.
Rumusan Masalah
Merumuskan masalah yang telah dibahas dalam latar belakang diatas, biasanya dimuat dalam bentuk kalimat tanya tanpa ada tanda tanya di akhirnya.
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis, yang mana tujuan tersebut berkaitan dengan pembahasan diatasnya
7. BAB II GAMBARAN UMUM DAN POTENSI
berisi Gambaran umum dan potensi yang dimiliki oleh desa atau gapoktan atau kelompok yang berkaitan dengan proposal yang diajukan, dengan disertai data baik dalam bentuk gambar, tabel, maupun flowchat.
8. BAB III RENCANA KERJA DAN SASARAN PENCAPAIAN
berisi rencana kerja yang berkaitan dengan ajuan proposal, baik berupa diagram waktu pelaksanaan, RAB, RUA, RUK, CP/CL secara detail dan sasaran pencapiannya.
9. BAB IV PENUTUP
Biasanya berisi Simpulan dan saran-saran
10. LAMPIRAN
Lampiran-lampiran dari proposal tersebut biasanya dilampirkan diagram kegiatan, Flowchart, AD/ART, Susunan pengurus, CP/CL, Piagam Pengukuhan Kelompok, Prestasi kelompok dan lain sebagainya.

Untuk Lebih Jelasnya saya sertakan contoh-contah proposal yang bisa di download langsung
NO
FILE DOWNLOAD
DOWNLOAD
1.
Contoh Proposal Permohonan Pengembangan Usaha Melalui Mekanisasi Pertanian (Mesin Pengayak, Mesin Pril dan Motor Roda Tiga)
Download
2.
Contoh Proposal Permohonan Alat Pengolah Pupuk (APPO)
Download
3.
Contoh Proposal Kelompok Ternak Pucakmanik
4.
Contoh Proposal Permohonan Bantuan Program SIMANTRI
5.
Contoh Proposal Bansos Subak
Download
6.
Contoh Proposal Jalan Usaha Tani / Jalan Produksi
Download
7.
Contoh Proposal SPP PNPM Mandiri
Download
Semoga melalui artikel ini bisa bermanfaat demi kemajuan pertanian kita, teruslah berkarya dan semangat membara menuju petani berdasi yang cerdas....! Sukses untuk petani indonesia

Mengenal Peternakan Modern

Thursday, January 12, 2012 / No Comments
Jika kemarin kita telah Mengenal Alat Tradisional Pertanian di bali, dan Mengenal Ragam HMT untuk Ternak Sapi maka hari ini kami akan mangajak Mengenal Peralatan Peternakan Modern dalam penyediaan pakan ternak mereka. Jauh di Luar Negeri sana ( Inggris, Australia dan Amerika ) Pertanian dan Peternakan disana telah memanfaatkan teknologi modern dalam pengelolaan pertanian dan peternakan mereka. Mekanisasi dalam dunia Peternakan dengan menggunakan mesin-mesin canggih, traktor canggih dan beberapa peralatan canggih lainnya dalam penyediaan pakan ternak mereka.
Peternakan yang dikelola secara modern ini dengan memiliki ribuan ekor ternak sudah tentu memerlukan pakan ternak dalam jumlah yang sangat besar, namun bagi peternak disana kesulitan pakan bukan merupakan masalah yang besar bagi mereka, manajement peternakan mereka sudah sangat Mulai dari dari sektor hulu hingga hilir.

Disektor Hulu dalam penyediaan pakan ternak, petani disana memiliki ladang rumput yang sangat luas, nah untuk mengelola ladang rumput ini tentu tidak bisa dikelola hanya dengan menggunakan tenaga manusia, tenaga mesin alias mekanisasi pertanian dengan sentuhan teknologi yang modern dan canggih, sehingga dengan alat pertanian ini akan meminimalisasi tenaga kerja manusia.

Dalam Penyediaan pakan ternak, pengelolaan peternakan disana juga menerapkan pola menabung pakan ternak disaat pakan berlimpah baik dengan mengolah pakan dalam bentuk SILASE maupun HAY. Nah untuk mengenal lebih lanjut mengenai proses pemanenan rumput hingga menjadi Silase dan Hay yang siap menjadi pakan ternak kita lihat lebih lanjut sebagai berikut :

Untuk melakukan proses pemanenan rumput biasanya dilakukan sekitar bulan juli, yakni ditandai dengan rumput yang sudah hampir keluar bunga, maka disiapkanlah sebuah alat berat yakni mesin pemotong rumput, yang mampu memotong rumput dengan rapi. 


Hasil potongan rumput tersebut kemudian dikumpulkan dengan alat berat yang bernama rotary rakes, pada mesin tersebut terdapat bebrapa buah menyerupai garpu yang berputar, yang berfungsi untuk mengumpulkan rumput yang telah dipotong.

Potongan rumput ini bisa dimanfaatkan sebagai HAY maupun SILASE, untuk proses hay, maka rumput akan dibiarkan dulu mengering, baru kemudian di gulung dan dikemas. Sedangkan untuk proses SILASE maka rumput tersebut akan langsung digulung dengan  alat ROLLPROFI round balers

Seperti Pada gambar diatas, gulungan-gulungan rumput tersebut merupakan gulungan rumput yang telah dipotong tadi, gulungan tersebut sangat padat sekali, hampir tidak bisa udara masuk kedalam gulungan tersebut.

Dari hasil gulungan rumput, selanjutnya akan diangkat dengan mesin, untuk kemudian diangkut oleh truk-truk besar/trailer untuk dikumpulkan dalam suatu tempat pengolahan selanjutnya.

Setelah Semua terkumpul gulungan rumput tersebut, maka rumput tersebut sebelum disimpan, akan dimasukkan kedalam kantong pelastik tebal, dengan tujuan untuk menghindari masuknya bakteri yang tidak di inginkan dalam proses pembuatan silase ini, dengan demikian maka pakan ternak akan disimpan kedalam gudang pakan ternak, untuk selanjutnya akan diberikan kepada ternak-ternak yang jumlahnya begitu banyak. 

Inilah sapi-sapi yang diberikan pakan silase dan hay hasil proses mesin yang telah dijelaskan diatas

Mengenal Alat Tradisional Pertanian

Monday, January 9, 2012 / No Comments
Pulau Bali, pulau kecil munggil nan unik dengan segala keindahan panorama alam nya, dengan keunikan budayanya telah berhasil memikat hati para wisatawan di dunia. Berbicara soal keindahan panaroma Alam Bali, Keunikan Budaya Bali dan Pesatnya Pariwisata Bali kita tidak bisa terlepas dari sebuah dunia yang disebut Pertanian Bali. Pertanian di bali memiliki pertalian yang erat antara Budaya, Agama, Alam Bali dan Pariwisata di Bali.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pertanian di bali adalah adalah sesuatu hal yang sangat kompleks sekali karena selalu bersentuhan dengan sektor yang lainnya, Sebagai contoh Sistem Subak yang sangat terkenal dan mendunia ini. Sistem Subak merupakan sebuah organisasi yang mengatur tata kelola sistem pengairan persawahan di bali yang menerapkan konsep "Tri Hita Karana" yakni sebuah konsep harmonisasi antara hubungan manusia dengan Tuhan, Lingkungan/alam dan manusia itu sendiri.
Dalam hal ini di sektor pertanian kita akan membahas  mengenai alat tradisional pertanian yang selama ini di gunakan dalam menunjang usaha pertanian di bali.
I. PERALATAN PENGOLAHAN LAHAN
1. PERALATAN METEKAP / MEMBAJAK SAWAH
Metekap adalah istilah orang bali dalam  membajak sawah mereka, peralatan tradisional yang mereka pakai terdiri dari "UGA" ditaruh pada leher kedua ekor sapi yang kemudian di ikat pada "TENGALA" dan "LAMPIT" yang berfungsi untuk membajak sawah.

2. TAMBAH/CANGKUL/PACUL
"Tambah" dalam istilah bali atau Cangkul atau pacul adalah satu jenis alat tradisional yang digunakan dalam pertanian. Cangkul digunakan untuk menggali, membersihkan tanah dari rumput atau pun untuk meratakan tanah. Cangkul masih digunakan hingga kini. Pekerjaan yang lebih berat biasanya menggunakan bajak. Cangkul biasanya terbuat dari kayu dan besi.

3.  PETAKUT / ORANG-ORANGAN SAWAH
Petakut / orang orangan disawah biasanya dibuat dari batang bambu yang di bungkus dengan jerami hingga dibuat mirip seperti orang yang berada di tengah sawah, dengan tujuan untuk menghalau burung agar takut memakan biji padi yang sedang menguning.

4. RANGGON 
Ranggon merupakan gubuk yang berada di tengah lahan persawahan, biasanya digunakan sebagai tempat berteduh, tempat peristirahatan sejenak para petani selepas kesibukan di pematang sawah, ranggon juga biasanya digunakan sebagai tempat menyimpan peralatan pertanian oleh para petani.

II. PERALATAN PANEN
1. ANI-ANI / KETAM
Ani-ani atau ketam adalah sebuah pisau kecil yang dipakai untuk memanen padi. Dengan ani-ani tangkai bulir padi dipotong satu-satu, sehingga proses ini memakan banyak pekerjaan dan waktu, namun keuntungannya ialah, berbeda dengan penggunaan sebuah  arit, tidak semua batang ikut terpotong. Dengan demikian, bulir yang belum masak tidak ikut terpotong.

2. ARIT / SABIT
Arit adalah alat pertanian untuk memotong padi di sawah dan merupakan alat pertanian yang penting bagi petani. Terbuat dari besi bertangkai, dibuat sedemikian rupa agar mudah dipakai. Matanya membentuk bulan sabit, karena itu disebut sabit. Dahulu sebagian besar arit merupakan hasil industri rumah tangga. Arit dibuat dan besi atau baja bekas yang ditempa secara tradisional menjadi berbentuk bulan sabit, lalu diberi gagang dari kayu. Arit bagi petani merupakan alat serbaguna, untuk memotong rumput makanan ternak dan membersihkan ladang, digunakan untuk mengiris manggar kelapa atau enau yang akan disadap niranya. Juga banyak digunakan untuk menuai padi karena dianggap lebih efektif dari pada ani-ani.
Jenis dan ragam arit juga banyak, tergantung kebutuhan dalam menggunakannya, mulai dari yang kecil hingga yang besar, Seperti Arit Pengaritan rumput, pengaritan padi yang matanya bergerigi, hingga arit penyalah dan caluk yang ukurannya lebih besar yang digunakan untuk memotong dahan yang keras dan lebih besar. 

3. GEREJAG/GEBOTAN 
Gerejag/Gebotan merupakan alat yang dipakai petani dalam proses panen di sawah, dimana alat ini berfungsi melepas biji padi dari tangkainya, dengan cara tangkai padi di ayunkan di gebotan sehingga biji padi bisa terlepas dari tanggkainya.

4. KERANJANG
Keranjang Merupakan alat untuk menampung hasil pertanian seperti buah, sayuran dan bisa juga digunakan untuk menampung rumput untuk ternak sapi para petani.


III. PENGOLAHAN DAN PENYIMPANAN HASIL PANEN
1. GELEBEG
Gelebeg / Lumbung Padi merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat menyimpan hasil panen, dahulu kala petani tidak pernah menjual seluruh beras produksi mereka kepada tengkulak, melainkan menyimpan padi hasil panen mereka di sebuah tempat yang disebut Gelebeg/jineng atau lumbung padi.

2. KETUNGAN, LESUNG & ELU
Alu merupakan alat pendamping lesung atau Ketungan dalam proses pemisahan sekam dari beras. Biasanya alu dibuat dari kayu. Bentuk alu memanjang seperti tabung dengan diameter sekitar 7 cm (tergantung besarnya lesung). Alu digunakan sebagai penumbuk gabah, sehingga beras terpisah dari sekam secara mekanik.

3. NYIU / TAMPI 
Nyiu / Tampi merupakan alat tradisional dari anyaman bambu yang berbentuk bundar, biasa digunakan untuk menampi padi atau beras dalam memisahkan latah/antah/amapas kulit padi dengan bantuan angin diayunkan dan ditiup sehingga antah bisa dipisahkan dari beras, juga bisa dipakai untuk menjemur.

4. PAON

Paon / tungku dapur bali ini berfungsi sebagai tempat memasak hasil olahan pertanian di bali, bahan bakar dari tungku ini biasanya menggunakan kayu bakar. Kelengkapan di paon / dapur biasanya terdapat cublukan, kuskusan, kekeb, penggorengan, Sok Nasi, Ingka dan lain sebagainya selayaknya alat dapur lainnya.


IV. ALAT LAINNYA
1. KULKUL
Kulkul atau Kentongan merupakan alat komonikasi tradisional antar anggota masyarakat di bali yang pada umumnya terbuat dari bahan kayu atau bambu, yang mana pada bagian tengahnya terdapat lubang memanjang. Ada empat jenis kulkul yang dikenal masyarakat Bali yaitu : Kulkul Dewa, Kulkul Bhuta, Kulkul Manusa, dan Kulkul Hiasan. 

Kulkul Dewa adalah kulkul yang digunakan saat upacara Dewa Yadnya. Kulkul Dewa dibunyikan apabila akan memanggil para dewa. Kulkul Bhuta adalah kulkul yang digunakan saat upacara Bhuta Yadnya, Kulkul Bhuta dibunyikan apabila akan memanggil para Bhuta Kala guna menetralisir alam semesta sehingga keadaan alam menjadi aman dan tenteram. 
Kulkul Manusa adalah kulkul yang digunakan untuk kegiatan manusia, baik itu rutin maupun mendadak. 
Kulkul Hiasan disebut karena kulkul ini diberi hiasan-hiasan untuk menambah keindahannya. Biasanya kulkul ini dianggap sebagai barang antik oleh wisatawan yang datang ke pulau Bali, sering dijadikan oleh-oleh atau buah tangan. 

2. TIKA / KALENDER BALI
 Tika merupakan Sejenis Kalender bali yang terbuat dari papan kayu yang dilengkapi dengan pahatan garis bernetuk kotak-kotak lengkap dengan simbol, dalam tika menggunakan model penanggalan Tahun Caka, Pawukon (WUKU), dan Wewaran. digunakan dalam menentukan musim tanam dalam pertanian.

3. KERONCONGAN SAPI
Keroncongan Sapi / Genta Sapi merupakan bandul dari kalung sapi yang terbuat dari kayu yang sudah tua, apabila sapi berjalan maka dari Keroncongan sapi ini akan keluar suara.

Mengenal Ragam HMT Untuk Ternak Sapi

Sunday, January 8, 2012 / No Comments
Mengenal ragam HMT (Hijauan Makan Ternak) Bagi peternak pemula sangatlah penting sebelum memutuskan untuk beternak sapi. Bagaimanapun juga Sapi tetap memerlukan HMT untuk kebutuhan hidupnya layaknya manusia. Sapi Bali dengan salah satu keunggulannya yang mampu bertahan dan adaptasi yang tinggi terhadap berbagai kondisi iklim dan cuaca khususnya di daerah kami, Desa Lokapaksa dengan kondisi alam yang panas di musim kemarau sudah tentu bagi petani ternak mesti menyiasatinya dengan berbagai persiapan dalam rangka menghadapi kekeringan di musim kemarau. Berbagai persiapan mesti dilakukan diantaranya : dengan menabung pakan dari limbah pertanian saat musim penghujan/saat pakan berlimpah baik dengan metode SILASE ataupun HAY, Serta menggiatkan penanaman beragam HMT di lahan pertanian mereka, nah untuk mengenal lebih dekat Ragam HMT Untuk Ternak Sapi dapat disampaikan sebagai berikut :

1. KING GRASS (RUMPUT RAJA) 

Rumput raja adalah jenis rumput baru yang belum banyak dikenal, yang merupakan hasil persilangan antara pennisetum purpereum (rumput gajah) dengan pennisetum tydoides, rumput ini mudah ditanam, dapat tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi, menyukai tanah subur dan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Produksi rumput ini jauh lebih tinggi dibandingkan rumput lainnya.
Penanaman rumput gajah dapat dilakukan dengan stek maupun sobekan rumput stek terlebih dahulu dipotong-potong sepanjang 25-30 cm atau paling sedikit terdiri dari dua mata. Sedangkan bila menggunakan sobekan rumpun anak dipilih rumpun muda yang tingginya 20-25 cm. Kebutuhan bibit per hektar dengan jarak tanam 1 x 1 m adalah sebanyak 10.000 stek atau rumpun. Waktu tanam yang baik adalah pada awal sampai pertengahan musim hujan, sehingga pada musim kemarau nanti akan tanaman sudah dalam dan cukup kuat.


Pada penanaman dengan stek harus diperhatikan. Mata tunas jangan sampai terbalik karena akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Stek dapat langsung ditancapkan setengahnya ke dalam tanah dengan tegak lurus atau miring serta jarak tanam 1 x 1 m. Untuk penanaman dengan sobekan rumpun, terlebih dahulu dibuat lobang sedalam 20 cm. Pada tanah miring tanah tidak perlu diolah, cukup dibuat lubang-lubang menurut kontur tanahnya sedemikian rupa sehingga sekaligus dapat berfungsi ganda sebagai penahan erosi. Jarak tanam dalam baris untuk tanah miring dianjurkan 50 cm dan jarak antar baris adalah 1 meter. Pemupukan pertama dilakukan pada waktu pengolahan (perataan) tanah yaitu dengan menggunakan 10 ton pupuk kandang/ha, 50 kg kcl dan 50 kg sp36/ha.
Pemupukan selanjutnya dilakukan setelah tiga kali pemotongan dengan dosis yang sama. Tanaman rumput raja memerlukan pemeliharaan yang teratur untuk memperoleh hasil yang tinggi dan pertumbuhan yang cepat. Untuk itu perlu dilakukan penyiangan terhadap gulma agar tidak terjadi persaingan. Pada waktu penyiangan perlu diadakan penggemburan tanah dan pembumbunan disekitar rumpun tanaman.
 

Pemotongan pertama dapat dilakukan pada umur tanaman 2-3 bulan sebagai potong paksa, ini bertujuan untuk menyamakan pertumbuhan dan merangsang pertumbuhan jumlah anakan. Pemotongan berikutnya dilakukan sekali setiap 6 minggu, kecuali pada waktu musim kemarau waktu potong sebaiknya diperpanjang. Tinggi pemotongan 10-15 cm dari permukaan tanah. Kebutuhan ternak sapi akan hujauan segar menurut perkiraan aksar yaitu 10% dari berat badan per hari per ekor. Apabila berat seekor sapi perah 600 kg, maka kebutuhan hijauan per hari adalah 60 kg, jadi kebutuhan akan hijauan per tahun 365 x 80 kg = 21,9 ton.

2. TANAMAN LAMTORO (Leucaena leucocephala)

Lamtoro (Leucaena leucocephala) termasuk jenis pohon legum yang bersifat perennial dengan perakaranyang dalam. Dapat tumbuh denganbaik pada daerah kering Pertumbuhannya relatif cepat, tahan terhadap pemangkasan yang ber-ulang-ulang.
 

Manfaat Lamtoro Daun, ranting muda, bunga, buah, bahkan bijinya merupakan bahan baku pakan ternak yang bermutu tinggi. Tanaman ini juga sering digunakan sebagai tanaman pelindung, pagar hidup dan kayunya sangat baik serta potensial sebagai sumber kayu bangunan.
Tanda dan sifat lamtoro berdaun dan berbiji banyak, berbiji polong, bunga bulat, tumbuh tinggi, cepat dipanen dan menyuburkan tanah. 



Pemotongan/pemanenan pada tahun pertama dilakukan setelah tanaman berumur 6 bulan. Panen berikutnya 2-3 bulan sekali. Banyaknya daun lamtoro yang dihasilkan tergantung pada umur tanaman, kesuburan tanah, dan iklim Panen biji diperoleh setelah tananman berumur satutahun. Pemangkasan daun jangan sampai lebih rendah dari satu meterdi atas permukaan tanah. Daun dan bijinya lamtoro dapat diberikan pada ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, domba dan kambing baik secara segar maupun dikeringkan.
 

Dapat diberikan sebagai pakan tunggal atau dicampur dengan rumput-rumputan. Penggunaan daun lamtoro untuk menggantikan hijauan sebaiknya tidak melebihi dari 50 % kebutuhan hijauan pakan.  

3. TANAMAN CALLIANDRA (Calliandra Calothyrsus)
Marga Calliandra termasuk suku Leguminosae, anak-suku Mimosoideae dan kelompok Ingae. Calliandra merupakan marga yang besar, Calliandra calothyrsus adalah pohon kecil bercabang yang tumbuh mencapai tinggi maksimum 12 m dan diameter batang maksimum 20 cm. Kulit batangnya berwarna merah atau abu-abu yang tertutup oleh lentisel kecil, pucat berbentuk oval. Ke arah pucuk batang cenderung bergerigi, dan pada pohon yang batangnya coklat-kemerahan, ujung batangnya bisa berulas merah. Di bawah batang, sistem akarnya terdiri dari beberapa akar tunjang dengan akar yang lebih halus yang jumlahnya sangat banyak dan memanjang sampai ke luar permukaan tanah.
 

Jika di dalam tanah terdapat rhizobia dan mikoriza, akan terbentuk asosiasi antara jamur dengan bintil-bintil akar. Dalam populasi jenis tertentu pertumbuhan akar tumbuh menyerupai akar penghisap sehingga tanaman membentuk rumpun yang sebenarnya merupakan satu tanaman tunggal saja. Jenis ini memiliki daun-daun yang lunak yang terbagi menjadi daun-daun kecil. Panjang daun utama dapat mencapai 20 cm dan lebarnya mencapai 15 cm dan pada malam hari daun-daun ini melipat ke arah batang. Tangkai daun bergerigi dengan semacam tulang di bagian permukaan atasnya, tetapi tidak memiliki kelenjar-kelenjar pada tulang sekundernya.
 

Di sebaran alaminya, tanaman ini berbunga sepanjang tahun, tetapi masa puncak pembungaannya terjadi antara bulan Juli dan Maret. Di Indonesia, musim berbunga jenis ini sangat bervariasi antara daerah satu dengan daerah lainnya, bergantung pada jumlah curah hujan dan persebarannya, dan puncaknya berlangsung antara bulan Januari dan April. Tandan bunga berkembang dalam posisi terpusat. Bunganya bergerombol di sekitar ujung batang. Bunga menjadi matang dari pangkal ke ujung selama beberapa bulan. Bunga ini mekar selama satu malam saja dengan benang-benang mencolok yang umumnya berwarna putih di pangkalnya dan merah di ujungnya. Sehari kemudian benang-benang ini akan layu dan bunga yang tidak mengalami pembuahan akan gugur.
 

Polong terbentuk selama dua sampai empat bulan dan ketika sudah masak, panjangnya dapat mencapai 14 cm dan lebarnya 2 cm. Polong berbentuk lurus dan berwarna agak coklat, dan berisi 8-12 bakal biji yang akan berkembang menjadi biji oval yang pipih. Permukaan biji yang sudah matang berbintik hitam dan coklat, dan terdapat tanda yang khas berbentuk ladam kuda pada kedua permukannya yang rata. Biji yang masak panjangnya dapat mencapai 8 mm dan keras ketika ditekan dengan kuku. Di tempat persebaran alaminya, puncak musim biji terjadi antara bulan November dan April. Di Indonesia, C. calothyrsus menghasilkan biji dari bulan Juli sampai November. Dengan keringnya polong, maka pinggirannya yang tebal mengeras sehingga polong merekah mendadak dari ujungnya. Bijinya keluar dengan gerakan berputar dan bisa terpental sejauh 10 m. Kecambah tumbuh dengan kedua keping biji muncul di atas permukaan tanah. Daun pertama hanya memiliki satu sumbu yang menjadi tempat tumbuh helai daun, tetapi daun berikutnya terbagi menjadi sumbu-sumbu sekunder.

Calliandra calothyrsus dapat beradaptasi pada berbagai lingkungan. Meskipun demikian, bila menanam jenis ini, penting untuk menggunakan sumber benih yang telah diketahui dapat tumbuh baik di lingkungan yang meyerupai lokasi penanaman. Selain itu, bahan pertanaman harus memberikan jasa atau produk yang diinginkan seperti pengendali erosi tanah, pohon peneduh, kayu bakar, dan hijauan ternak, atau untuk produksi benih. Pengenalan sumber benih yang baik untuk suatu lokasi penanaman, akan selalu menghasilkan peningkatan daya tahan, pertumbuhan dan produktivitas tanaman.

4. TANAMAN GAMAL ( Gliricidia Maculate )
Gamal merupakan adalah jenis tanaman yang sangat mudah untuk dikembang biakan. Jika ingin menanam gamal, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.  Yang pertama adalah memilih lahan yang cocok untuk tanaman ini. Gamal memang merupakan salah satu tanaman yang multi guna. Khusus sebagai pakan ternak hewan ruminansia terutama sapi, Gamal adalah kombinasi dan partner yang baik bagi rumput gajah (Pennisetum purpureum). Penanaman dapat dilakukan secara berselang seling baris dengan rumput Gajah dengan metoda alley cropping atau ditanam memanjang sebagai pagar hidup. Dengan cara ini manfaat yang diperoleh dapat berlipat ganda. Selain pupuk hijau, penahan angin juga sebagai bank protein bagi ternak ruminansia. Keunggulan lain dari gamal adalah kemampuan adaptasi yang sangat luas terhadap berbagai kondisi tanah dan klimat, mudah ditanam, dan mampu memproduksi biomasa yang cukup besar, selaras dengan kandungan nutrisi dan protein yang sangat tinggi.
 

Sedangkan kandungan racun dan zat anti nutrisi terutama bagi ternak monogastrik, walaupun perlu diwaspadai, merupakan kendala kecil bagi pemanfaatan gamal dibandingkan dengan manfaat yang bisa diperoleh. Apalagi dengan penanganan yang tepat (pelayuan/wilting) dan manajemen pakan yang baik, masalah ini dapat di minimalisir. Pun demikian kami tidak menyarankan untuk memberikan gamal pada ternak selain ruminansia.
Gamal juga merupakan tanaman yang tidak rewel dan relatif aman dari serangan hama. Ada literatur yang menyebutkan OPT berupa kutu kecil, aphid dan beberapa jenis serangga namun kerusakan yang ditimbulkannya tidak signifikan dan secara umum dapat diabaikan. Pemberian daun gamal (gliricidia) segar pada ternak ruminansia. dapat meningkatkan pertambahan bobot badan, penampilan, reproduksi dan produksi. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman leguminosa pohon tropis yang multi fungsi baik sebagai kayu bakar, tanaman pagar, pakan ternak dan pencegah erosi.


Sebagai pakan ternak ruminansia hijauan, gamal memiliki nilai gizi yang cukup baik yaitu 22,1% bahan kering, 23,5% protein dan 4200 Kcal/kg energi. Untuk mengurangi kadar kumarin yang menyebabkan aroma daun gamal tidak sedap, kadar kumarinnya bisa diturunkan melalui perlakuan pengeringan dengan sinar matahari antara 30-90 menit. Semakin lama waktu penjemuran, semakin banyak kumarin yang hilang. Proses pelayuan pada suhu kamar selama 24 jam dapat menghilangkan kadar kumarin sampai 77%. Pemberian ransum daun gamal secara kontinyu hingga 100% dan 100-200 g g/ekor/hari konsentrat berpengaruh positif pada domba ekor gemuk yang ditunjukkan dengan meningkatnya bobot badan, kinerja reproduksi dan produksi pada perkawinan kedua.
Walaupun sangat bermanfaat bagi ternak, tingkat racun dalam Gamal juga sudah dikenal sejak lama. Di Amerika Tengah, daun dan kulit kayu yang ditumbuk dicampur dengan rebusan biji jagung digunakan sebagai racun tikus dan racun binatang pengerat (rodenticidal). Di beberapa daerah pesisir Jawa Barat juga ditemukan penggunaan kulit batang dan biji Gamal sebagai campuran bahan pembuat racun ikan. Sekurangnya ada beberapa jenis komponen racun dalam Gamal.
 

Zat racun yang pertama adalah dicoumerol, suatu senyawa yang mengikat vitamin K dan dapat mengganggu serta menggumpalkan darah. Dicoumerol diperkirakan merupakan hasil konversi dari coumarin yang disebabkan oleh bakteri ketika terjadi fermentasi. Meskipun coumarin tidak beracun, ketika berubah menjadi senyawa dicoumerol dapat berbahaya bagi pengonsumsinya, terutama pada ternak monogastrik seperti kelinci dan unggas. Fakta lapangan menunjukkan tidak banyak ternak ruminansia yang keracunan dicoumerol yang disebabkan oleh daun Gamal. Senyawa racun yang kedua adalah HCN (Hydro Cyanic Acid), sering disebut juga Prussic Acid, Asam Prusik atau Asam Sianida. Meskipun kandungan HCN dalam Gamal tergolong rendah, 4mg/kg, dibanding umbi singkong/ketela pohon yang dapat mencapai 50-100mg/kg namun hal ini perlu juga diwaspadai. Zat lain yang perlu diperhatikan adalah Nitrat (NO3). Sebetulnya nitrat itu sendiri tidak beracun terhadap ternak, tapi pada jumlah yang banyak dapat menyebabkan penyakit yang disebut keracunan nitrat (nitrate poisoning). Nitrate yang secara alamiah terdapat pada tanaman di rubah menjadi nitrit oleh proses pencernaan, pada gilirannya nitrit dikonversi menjadi amonia. 

Amonia kemudian di konversi lagi menjadi protein oleh bakteri dalam rumen. Apabila ternak sapi mengkonsumsi banyak hijauan yang mengandung nitrat dalam jumlah besar, nitrit akan terakumulasi di dalam rumen. Nitrit sekurangnya 10 kali lebih beracun terhadap ternak sapi dibandingkan nitrat. Nitrit diserap kedalam sel darah merah dan bersaru dengan molekul pengangkut oksigen, hemoglobin sehingga membentuk methemoglobin. Sayangnya, methemoglobin tidak dapat membawa oksigen dengan efisien seperti hemoglobin, akibatnya detak jantung dan pernafasan ternak meningkat, darah dan lapisan kulit berubah warna menjadi biru kecoklat coklatan, otot gemetar, sempoyongan dan bila tidak segera ditangani dapat mati lemas. Selain itu, dalam Gamal juga terdapat molekul alkaloid yang belum dapat diidentifikasi dan senyawa pengikat protein yang juga tergolong zat anti nutrisi, tannin walaupun dalam konsentrasi yang cukup rendah dibandingkan Kaliandra (Calliandra calothrysus). Pun demikian, kasus-kasus keracunan pada pemakanan yang teratur sangat terbatas. 

Bukti bukti diatas memang menunjukkan bahwa Gliricidia dapat menyebabkan keracunan pada ternak non-ruminansia, tapi fakta lapangan yang mendukung hal tersebut sangat sedikit. Bahkan menurut Lowry (1990), masalah utama dari Gliricidia bukan pada tingkat racunnya, tetapi pada tingkat kesukaan (palatability). Seperti telah dikemukakan diatas, ternak cenderung menolak daun Gamal baru dengan mengendusnya saja, belum dicicipi. Hal ini setidaknya menunjukkan bahwa masalahnya berasal dari suatu senyawa yang menghasilkan aroma yang menguap dan keluar dari permukaan daun dan tidak disukai ternak. Hal ini didukung oleh fakta lapangan yang kami temui.

Meskipun Gamal dapat diperbanyak dengan biji, tapi kami lebih sering menggunakan setek batang dalam usaha mengembangbiakan Gamal. Alasan pertama adalah, sulitnya mencari dan mengumpulkan biji Gamal. Di berbagai tempat yang kami temui, jarang pohon Gamal yang dapat tumbuh sampai besar, berbunga dan berbiji. Hal ini disebabkan Gamal sudah secara berkala di panen daun dan batangnya, jarang yang dapat tumbuh sampai berbunga dan berpolong. Alasan lain, perbanyakan dengan setek batang lebih mudah dan lebih cepat daripada melalui biji. Tanaman yang diperbanyak dengan setek sudah dapat dipanen perdana pada usia di bawah 1 tahun. Biasanya 8-10 bulan. Sedangkan pada tanaman biji, hasil biomasa baru dapat diperoleh pada usia sekira 2 tahun.
 

Penanaman setek lebih baik berasal dari batang bawah tanaman yang cukup usia (diatas 2 tahun), diameter batang cukup besar (diatas 4cm) dengan panjang setek bervariasi mulai dari 40cm sampai 1.5m. Jarak tanam juga bervariasi, antara 40 -50cm sampai dengan 1.5 – 5m tergantung kebutuhan Meskipun kadang-kadang menggugurkan daunnya pada musim kering dan kondisi udara dingin, Gamal dapat dikategorikan sebagai pohon yang selalu hijau (evergreen). Dapat dipanen setiap 3 – 4 bulan sekali, dengan hasil antara 1 – 2 kg hijauan basah per tanaman. Beberapa literatur menyebutkan waktu penanaman dilakukan pada awal musim hujan. Namun kami mendapatkan sedikit masalah ketika curah hujan terlalu tinggi. Banyak setek tanaman menjadi busuk akibat curah hujan yang tinggi. Kami biasanya menanam pada tengah atau bahkan akhir musim hujan atau membuat guludan (raised bed) di sekitar lokasi penanaman apabila diperkirakan curah hujan tinggi. 

5. TANAMAN TURI ( Sesbania Grandiflora )


Daun turi merupakan hijauan makanan ternak yang kaya akan kandungan protein kasar. Komposisi zat gizi daun turi terdiri atas; protein kasar 27,3%, energi kasar 4.825 kkal/kg, SDN 24,4%, lignin 2,7%, abu 7,5%, Ca 1,5% dan P 0,4%.

Salah satu kendala penggunaan daun turi sebagai pakan ternak adalah rendahnya produksi biomass dan tidak tahan terhadap pemangkasan. produksi daun turi pada musim kemarau (1,7 kg/pohon/3-4 bulan) dan musim hujan (4,1 kg/pohon/2-3 bulan). Akan tetapi, turi relatif tahan terhadap kekeringan sehingga sangat bermanfaat sebagai sumber pakan kambing pada musim kemarau. Pada musim kemarau, dimana rumput sangat sulit didapatkan, turi masih tumbuh subur dan berproduksi dengan baik. Pemetikan daun turi tidak dilakukan secara total, namun dipetik sebagian besar daunnya dan menyisakan daun pada pucuknya agar pohon turi tidak mati.

Turi seperti halnya gliricidia dapat dibudidayakan melalui biji dan ada juga jenis turi yang dapat dibudidayakan dari stek batangnya. Untuk meningkatkan efisiensi penggunaannya, daun turi sebaiknya diberikan pada saat kebutuhan zat-zat makanan meningkat secara drastis, terutama pada akhir kebuntingan, awal laktasi dan Sampai pada masa pertumbuhan.

Upacara "Nangluk Merana" Di Bali

Tuesday, January 3, 2012 / No Comments
Upacara dan upakara dalam bidang pertanian di bali sudah dikenal dari zaman dulu hingga di era kekinian masih tetap lestari, salah satu upacara dan upakara dibidang pertanian di bali diantaranya : "Tumpek Kandang atau tumpek uye" yang jatuh setiap enam bulan sekali yaitu pada setiap Sabtu Umanis wuku Uye, dengan tujuan untuk menghormati dewa siwa dalam manifestasinya sebagai sang rare angon yang merupakan penguasa semua binatang dan "Tumpek Wariga, Tumpek Uduh atau Tumpek Bubuh" yakni upacara yang jatuh setiap 6 bulan sekali pada Sabtu Umanis Wuku Wariga, Tujuan upacara ini yakni memberikan persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasi sebagai Sangkara, Dewa Penguasa Tumbuh-tumbuhan. Masih banyak lagi tradisi di bali yang erat kaitanya dengan dunia pertanian dan salah satunya yakni Upacara Nagluk Merana.
Upacara Nagluk Merana bermaksud untuk menghindari segala mara bahaya atau gangguan yang menyerang lahan pertanian atau perkebunan, apakah itu dirusak oleh burung, dirusak oleh monyet, diserang lebah, diserang hama tikus, hama belalang sangit, ujung janur mati, dan mereng. Inti upacara ini adalah salah satu upaya memohon kepada Tuhan agar keseimbangan alam tetap terjaga. Oleh sebab itu, upacara 'Nangluk Merana', yang menurut sastra kuno adalah dipercaya untuk penanggulangan secara 'niskala' atas hama yang datang menyerang tanaman milik para petani.
Tradisi unik yang telah diwarisi di bali ini perlu kita lestarikan dan tidak hanya berkutat pada tatanan upacara dan upakara saja, namun perlu kita maknai dan di implementasikan dalam konteks kehidupan nyata di era kekinian. Dalam kehidupan kita sekarang ini banyak kita temui berita bencana alam, wabah tikus, ulat bulu, kekeringan, kerusakan hutan dan lain sebagainya, ini semua sebagai pertanda bahwa tatanan ekosistem sekarang ini sudah tidak stabil lagi, padahal bebrapa program telah diluncurkan dalam menyelamatkan dunia ini, namun semua hanya baru pada tatanan wacana, sedikit tindakan nyata.


Kembali kepada materi Upacara nangluk merana di bali, tradisi ini telah lama dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat bali, namun di era kekinian wabah ini semaakin menjadi-jadi hingga hampir setiap hari kita dengar di media baik cetak maupun elektronik. Wabah tikus ini tidak hanya menyerang petani saja, namun seluruh sendi kehidupan masyarakat indonesia kini di hinggapi wabah tikus berdasi ini, mulai dari level paling bawah hingga ke level tertinggi. Tikus tikus ini tiada malu menggerogoti rakyat dengan beberapa dalih penyelamatan nasib rakyat, dengan janji manis di awal kepeminpinannya hingga membuat rakyat terlena dan akhirnya kini terserang juga.Selayaknya Pemberantasan hama, berbagai upaya telah dilakukan mulai dari penyemprotan "racun tikus" di tatanan yudikratif dengan lembaga terhormatnya, namun sayang bebagai permasalahan lain timbul, baik berupa matinya "bekteri penyelamat" yang bermanfaat bagi rakyat seperti tekanan politis terhadap lembaga bersangkutan, ini memang aneh, tapi nyata sekali.
Di bali dalam pemberantasan wabah penyakit melalui upcara nangluk merana, seorang raja, pemuka agama dan para petani itu sendiri terlibat langsung dalam prosesi ini, begitu juga di indonesia ini, dengan lantangnya pemimpin kita berkata sebagai panglima akan menghunus pedang di jajaran terdepan dalam memberantas hama "tikus berdasi" ini, namun sayang antara raja dan penyelenggara negara di era kekinian banyak memiliki perbedaan dari sisi mentalitas dan kecintaan yang ikhlas pada rakyatnya. 
Wabah "tikus berdasi" bukan hanya wabah biasa, namun wabah yang menyerang mental alias penyakit mental, dan cara penanggulangannya juga mestinya dengan pola Pemberantasan Hama Terpadu (PHT) yang telah lama di kenal oleh petani. Mulai dengan Sikap mental yang baik dari peminpin dan rakyat, Formulasi Pestisida hanyati/payung Hukum yang tegas dan mendidik, hingga Keterlibatan seluruh element Masyarakat dalam mengawasinya.
Ada baiknya kita bersama merenung "Mulat sarira", Menghayati sebuah makna kehidupan ini dengan kebaikan bukan kemunafikan, mari kita belajar dari susastra kuno warisan nenek moyang kita dalam menyelamatkan dunia ini dari wabah dan bencana.