News Ticker

Menu

Search This Blog

Powered by Blogger.

About Me

My photo
Komunitas kreatif yang bergerak di bidang riset, jurnalisme, desain, dan komunikasi marketing. Integritas dan profesionalisme kami bisa dilihat pada topik dan cara penyajiannya pada situs-situs atau blog yang kami kelola. Sesimple itulah kami.

Browsing "Older Posts"

Bangga Sebagai Bagian SIMANTRI

Friday, July 29, 2011 / No Comments
Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI) yang telah diluncurkan Pemerintah Propinsi Bali Sejak Tahun 2009 bagi kami Kelompok Tani Ternak Pucak Manik, Melalui Lembaga GAPOKTAN Tri Loka Amertha (SIMANTRI 022) Desa Lokapaksa memberikan Apresiasi Positif atas kebijakan pembangunan di sektor pertanian dalam arti luas kepada petani dan peternak, serta masyarakat bali pada umumnya.
Sebagai Wujud Terimakasih kami atas kepercayaan yang diberikan kepada kami anggota Kelompok Ternak Pucak Manik serta anggota Gapoktan Tri Loka Amertha Desa Lokapaksa.  Kami ucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Gubernur Daerah Propinsi Bali, bapak I Made Mangku Pastika
2. Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Propinsi Bali
3. Dinas Peternakan Propinsi Bali 
4. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng
5. POKJA SEKRETARIAT SIMANTRI
6. Bapak I NYOMAN ARSA, Selaku Pendamping
7. Bapak I MADE SANTYASA, SP. Selaku PPL WILBIN Desa Lokapaksa
8. Semua Pihak yang telah membantu suksesnya SIMANTRI-022 Desa Lokapasa yang tidak bisa kami Sebutkan Satu persatu.

Kami Atas nama Kelompok Ternak Pucak Manik dan Anggota Gapoktan Tri Loka Amertha Desa Lokapaksa dengan Segenap Kekurangan dan kelebihan, kami Merasa Bangga menjadi bagian dari program SIMANTRI, banyak hal positif yang menjadi kebanggan bagi kami selaku pelaksana program SIMANTRI 022 ini, Walau kami bukan sebagai jawara. Melalui media blogg ini kami akan uraikan kebanggan-kebanggan kami.
Sebelum artikel ini kami muat, diawal kami telah membuat bebrapa artikel yang menyangkut kebanggan kami diantaranya : 1. Keuntungan Dalam Membangun Usaha Berkelompok
Dengan berpijak dari semangat VISI & MISI Serta TUJUAN dari Kelompok Tani Ternak Pucak Manik, kami akan tetap bertahan dan terus mengembangkan diri walau rintangan menghadang kami akan tetap melangkah berbuat yang lebih baik untuk kepantingan orang banyak. di lain sisi teman-teman kami ada yang begitu cepat melasat akhirnya berhenti, namun kami berjalan selangkah demi selangkah menyonsong hari-hari kami kedepan yang sudah sedikit jelas tergambar kesejahteraan anggota kami 2-3-4-5 tahun kedepan hingga seterusnya, dengan didorong semangat kebijaan-kebijakan pemerintah yang lebih memihak kapada kami di desa.

Dari sisi infrastruktur pambangunan dikelompok, tahun ini semakin dilengkapi dengan adanya bantuan dari Dinas Pertanian dan Peternakan kabupaten Buleleng berupa sarana air bersih dengan sistem pompanisasi, yang mana sumber mata airnya bersumber dari sumber resapan air sungai sabha dengan jarak kurang lebih 1,5 Km dari kandang koloni. Kedepan kami tidak akan lagi mengalami kesulitan akan air bersih untuk aktifitas di kelompok kami. Dengan adanya air bersih ini kami akan pergunakan untuk Minum dan mandikan Sapi, Menyiram tanaman HMT di lahan yang telah kami persiapkan, mengembangkan usaha kolam ikan air tawar dan lain sebagainya.

Dari sisi pengembangan usaha, kami telah meningkatkan produksi pupuk organik/kompos maupun pupuk organik cair (Bio urine) dengan kapasitas produksi kami rata-rata mencapai 10 ton perbulan pupuk kompos, dan 800 liter bio urine perbulan. Untuk mendapatkan bahan baku ini tentu kami tidak mungkin bisa denan hanya menghandalkan produksi dari kandang SIMANTRI saja, namun kami mengambil dari lingkungan sekitar kandang koloni, dengan melibatkan masyarakat sekitar sebagi pekerja. Sebagai hasil kerja keras kami bersama kami sisihkan untuk anggota kami untuk dibelikan baju seragam, kelengkapan keselamatan kerja bagi anggota berupa Sepatu Boot, sarung tangan, masker dan kotak obat PPPK. di sektor ini dalam rangka memperkenalkan produk kami, kami telah mengikutsertakan produk kami dalam pameran pembangunan di buleleng beberapa waktu yang lalu. Untuk meningkatkan nilai jual produk kami, kami akan meningkatkan kwalitas kemasan produk kami yang akan kami launching di awal tahun 2012 nanti dengan kemasan yang lebih kompetitif.

Di akhir tahun ini sejalan dengan difungsikannya bantuan air bersih ini, kami di awal akan membangun 3 unit kolam permanent untuk usaha ikan air tawar dengan sumber dana SWADAYA, mengingat kami tidak memperoleh Paket bantuan kolam air tawar sebagaimana layaknya SIMANTRI yang lainnya. Sebagai rasa jengah kami, jika mereka yang hanya mengandalkan bantuan saja untuk membangun kolam terpal, tapi kami akan membangun KOLAM PERMANET secara SWADAYA. pembangunan ini kami awali di bulan desember 2011 ini dan selesai di bulan Maret 2012 nanti. 
Tidak hanya kolam permanent saja usaha kami akan kami kembangkan dengan budidaya ayam buras disamping kolam tersebut, dengan dana SAWDAYA akan kami bangun di awal bulan April 2012 nanti.
mengingat begitu banyaknya program SWADAYA, sumber dananya kami peroleh dari penjualan Pupuk Organik ditambah dari dana kerjasama dengan KOPERASI milik kami, yaitu KOPERASI TANI WERDHI SADHANA.

Melalui media ini  Kami sampaikan bahwa Kami atas nama seluruh anggota Kelompok Tani Ternak Pucak Manik merasa Bangga Sebagai Bagian dari SIMANTRI.

Cerita Petani Tua dengan Anaknya

Thursday, July 14, 2011 / No Comments
Adalah Beliau Salah Satu Anggota Kelompok Ternak Pucak Manik bernama Bapak I Gusti Putu Gargita, petani tua dari Desa Lokapaksa, dengan usia mencapai  70 tahun hari-harinya seakan tidak pernah peduli akan hiruk pikuk dunia ini yang berebut kekuasaan, yang mengemplang pajak, yang mengkorup uang rakyat dan lain sebagainya. Kesehariannya sebagai  buruh tani dan petani dilahan kering/tegalan dengan akrabnya berteman dengan cangkul dan sabit di sepetak lahan kering miliknya dari warisan milik leluhur beliau. Kehidupannya sangat-sangat sederhana sekali, beliau kini tinggal bersama istrinya yang kini sakit-sakitan dari 5 tahun yang lalu, beliau memiliki 2 orang anak, anak pertamanya perempuan dan kini sudah berkeluarga, sedangkan anak ke-2 nya bekerja sebagai buruh angkut  di sebuah toko suplier bahan bangunan di KOTA Denpasar dengan gaji hanya cukup untuk menghidupi dirinya sendiri di kota denpasar.
Kini beliau sebagai kepala keluarga dengan menghidupi istrinya yang sakit-sakitan, ketika musim penghujan tiba beliau baru bisa bertani di lahan miliknya, ketika musim kemarau tiba maka beliau bekerja sebagai buruh tani mulai dari TUKANG TANAM PADI (dibali dengan istilah :"Tukang Pula Padi") hingga buruh Panen, terkadang jika tidak ada pekerjaan di sektor pertanian beliau akan bekerja sebagai buruh bangunan, Sore harinya setelah selesai  bekerja/Meburuh beliau langsung menyiapkan Sabitnya untuk menyabit Rumput  untuk 3 ekor induk ternak nya dan  memotong batang pisang sebagai pakan babi. 
Semangat bekerja beliau kita perlu tiru, namum kita sadari KEADAAN lah yang telah memaksa beliau untuk bekerja keras di usia senja seperti sekarang, demi sesuap nasi untuk istri dan dirinya sendiri. Cerita ini telah mengingatkan kembali pada sebuah artikel yang dulu pernah saya tulis di blog ini dengan judul : "KATANYA, BERTANI TIDAK MEMBUAT BANGGA" Kini saya buktikan kebenaran artikel tersebut diatas melalui sebuah Cerita Petani Tua dengan Anaknya ini yang langsung dengan mata kepala saya lihat dan dengar penuturannya....!
Pagi ini tepatnya di musim kemarau, hari Selasa, 5 Juli 2011 mejalang perayaan hari raya Galungan saya mencoba berkunjung ke rumahnya, hari ini  beliau tersirat kebahagiaan beliau dengan berkumpul bersama keluarganya, anaknya yang bekerja di KOTA pulang kampung, ketika para tetangga mempersiapkan hari raya dengan membeli daging atau bahkan ada yang memotong babi, namun beliau tidak bisa demikian....!, penuturan beliau "Galungan ken sing Galungan Patuh dogen kanggoang, ne penting tetujone ken ida bhatara" yang artinya : Hari Raya galungan terasa sama saja dengan hari-hari lainnya, yang penting tujuan kita kebada beliau IDA HYANG WIDHI WASA. Penuturan beliau anaknya tidak mau melakoni pekerjaan sebagai petani selayaknya beliau, anaknya memilih bekerja di Denpasar sebagai buruh.
Ketika saya mencoba bertanya kepada anaknya mengenai minatnya sebagai petani, dia menjawab "Yen Kadikan Jumah tetep ada gegaen ne menjanjikan walaupun dadi petani sing masalah, yang penting pasti maan penghasilan, adian jumah len maan kumpul ajak iaji" Artinya "Andaikata Tinggal di desa ada pekerjaan yang menjanjikan walaupun menjadi seorang petani tidak masalah, yang terpenting ada penghasilan, lebih baik tinggal di desa biar dapat kumpul dengan Orangtua". Dari penuturan anak beliau dengan Gaji Rp.900.000,- di denpasar ditambah biaya kost, biaya cicilan sepeda motor  dan biaya hidup tidak mampu membantu orang tua beliau di desa. Dari pembicaraan Tadi dengan Anak Beliau dapat disimpulkan bahwa "Menjadi Petani Penuh Ketidak Pastian dalam Hal Penghasilan" dibandingkan Kerja di KOTA sebagai Buruh Angkut Bahan Bangunan.  

Perjalananpun Berlanjut Ke Seorang Petani Tua lainnya, dengan Latar belakang dan pemain berbeda. Adalah Beliau Anggota Kelompok Ternak Pucak Manik dengan No. Anggota : 015/KTPM/NA-I/07, yang bersangkutan tidak mau disebutkan namanya, Anggap Saja Namanya Bapak I GUSTI NYOMAN dengan usia hampir mencapai 75 tahun, belia juga memiliki seorang putra satu-satunya sebagai anak bungsu dari 3 orang kakak perempuan, Sebut saja namanya Pak I GUSTI KETUT. 
Kini beliau I GUSTI NYOMAN Tinggal seorang diri di desa setelah kematian istrinya pada tanggal 24 JUNI 2011 kemarin karena komplikasi. 
Beliau dulu punya banyak warisan dari leluhurnya, semangat beliau menyekolahkan anak semata wayangnya sangat berapi-api, dengan tujuan agar kelak anaknya tidak menjadi seorang petani sepertinya kini, semenjak tamat SMA anak beliau bekerja di Kota Denpasar sebagai karyawan swasta sambil kuliah D3, hasil kerjanya hanya cukup untuk kebutuhan hidup di kota besar, biaya kost, dan biaya cicilan sepeda motor Sementara Biaya Kuliahnya disokong oleh orang tuanya dari berbagai sumber, salah satunya dengan mejual tanah warisan.
Pasca Kuliah kini anak beliau I GUSTI KETUT bekerja sebagai karyawan di sebuah VILLA di denpasar, dengan istri dan 2 orang anaknya kini merantau di denpasar. Pasca meninggalnya ibu tercinta beliau sebenarnya berkeinginan balik ke kampung entah apa alasannya...?, namun apa daya ketrampilan sebagai petani tidak ada, pekerjaan selain sebagai petani sangat sulit untuk diperoleh di desa, akhirnya untuk sementara terpaksa meninggalkan orangtua sendirian yang sudah usur di desa.
Dari dua latar petani yang berbeda tersebut diatas menurut saya sudah cukup mewakili artikel yang dulu pernah saya tulis di blog ini dengan judul : "KATANYA, BERTANI TIDAK MEMBUAT BANGGA" dengan kesimpulan : Generasi muda lebih memilih pekerjaan selain sebagai petani yang menurut mereka bertani penuh ketidak pastian, lebih cenderung memilih profesi yang lain disamping ketiadaannya kesempatan kerja di negeri ini juga karena profesi petani ini tidak membuat bangga baik bagi petani maupun anak-anak mereka yang belepotan dengan lumpur, bau kotoran dan kencing sapi dan lain sebagainya. 
Jujur saja penulis juga bagian generasi muda, yang dulu sekolah dan kuliah dari hasil  penjualan sapi, penjualan hasil kebun, hasil bertani oleh orang tua, yang kini sebagai pengurus di Kelompok Ternak Pucak Manik dan Gapoktan Triloka Amertha, merasa miris dengan pandangan generasi muda lainnya yang tidak mencintai profesi sebagai petani. Mudah-mudahan melalui Pucak Manik disamping sebagai pusat usaha pertanian/peternakan  juga bisa Sebagai pembentuk sikap mental petani, serta Kedepan Melalui KOPERASI TANI WERDHI SADHANA bisa memberi dan membuka lapangan pekerjaan bagi generasi muda di desa. Tentu dengan di barengi dengan Perhatian Pemerintah baik dari Aspek Permodalan, Pelatihan SDM Petani, Penerapan Teknologi Serta yang lebih penting KEBIJAKAN YANG LEBIH MENGUNTUNGKAN PETANI bukan PENGUSAHA/IMPORTIR BAHAN PANGAN.

PUPUK ORGANIC "Petani VS PABRIK" Siapa Juara...?

Wednesday, July 13, 2011 / No Comments
Petani telah menyadari akan menurunnya hasil pertanian mereka semakin hari semakin menurun, hal ini menurut para ahli disebabkan karena semakin rusaknya kondisi tanah pertanian akibat dari penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang berlebih, kita juga bersama menyadari akhir-akhir ini terjadi ketidak seimbangan lingkungan hidup di sekeliling kita, nah dari sekelumit permasalahan petani, maka pemerintah dari tingkat pusat sampai dengan daerah menggalakkan program pertanian organik.

Dalam rangka mewujudkan program tersebut, maka telah diambil berbagai jalan melalui program-program strategis baik pusat maupun daerah, diantaranya : Program Pertanian Terintegrasi yang di Bali di beri nama SIMANTRI, Program SMD, Program Penyelamatan Sapi Betina Produktif, Program UPPO, hingga program penycabutan subsidi pupuk kimia, dan beralih ke subsidi pupuk organik. Dari sederet program tersebut diatas yang menjadi salah satu tujuan pemerintah yakni  petani diharapkan mau dan mampu memproduksi pupuk organik dari limbah ternak dan limbah pertanian yang ada, dalam rangka mewujudkan kemandirian petani itu sendiri.Kebijakan pemerintah ini perlu kita berikan pernghargaan dan apresiasi positif dengan medukung pelaksanaan program ini hingga sukses, terutama sekali kepada GAPOKTAN dan Kelompok-kelompok Tani Ternak (POKTAN) yang sudah di berikan kepercayaan melaksanakan program pemerintah ini, salah satu pelaksana program GO BALI ORGANIK dan GO BALI GREEN PROVINCE adalah POKTAN/GAPOKTAN penerima BANSOS SIMANTRI baik dari tahun 2009 hingga tahun 2011 ini.
Akhir-akhir ini dengan santernya kami dengar mengenai pemberitaan Pencabutan subsidi pupuk UNORGANIC dan dialihkan ke subsidi Pupuk ORGANIC, dari hati yang paling dalam kami selaku petani yang sekaligus peternak yang kebetulan memproduksi Pupuk ORGANIC merasa senang sekali, Artinya secara Bisnis PUPUK KAMI LAKU...!, kemudian hari demi hari, bulan demi bulan kita lalui akhirnya Petani di subak mendapatkan bantuan Pupuk Organic dari pemerintah, tidak lain pupuk tersebut hasil produksi PABRIK.

Pupuk Organic produksi PABRIK ini dengan kemasan indah dipandang mata, Tidak Seperti Kemasan KAMI yang belum di SABLON dan ada logo kelompok kami serta kandungan unsur hara baik mikro maupun makro, dari sisi bentuknyapun butiran/GRANUL seperti pupuk UNORGANIC yang diminati petani, beda jauh dengan bentuk pupuk kami yang berbentuk serbuk/POWDER, dari Sisi Harga KATANYA....! Harga Pupuk ini dihargai sama pemerintah Rp.1500 per Kg. Pemerintah memberikan subsidi melalui PABRIK PUPUK sebesar Rp. 1000,- sehingga petani membelinya dengan harga wajarnya Rp.500/kg, Sedangkan PUPUK ORANIK PRODUKSI PETANI, Kami Jual dengan HARGA Rp. 1000,- per KG, Jika dibandingkan Bagi Petani Pemakai PUPUK akan Memilih PUPUK PABRIK BERSUBSIDI KARENA CUKUP MEMBAYAR Rp.500,-. Dengan jiwa dan semangat positif menanggapi bantuan ini, walaupun ada sedikit kekecewaan, kedepan kami yakin KEBIJAKAN INI AKAN BERPIHAK PADA KAMI.


Hari dan bulan terus berganti, kami berharap kedepan PEMERINTAH MAU memperhatikan KAMI mulai dari PENGUJIAN KANDUNGAN HARA,  Bantuan MESIN GRANUL, Hingga PELATIHAN PASCA PRODUKSI yang membahas BRAND, Bentuk KEMASAN Hingga Kebijakan Yang LEBIH BERPIHAK PADA KAMI yakni PEMERINTAH MAU MEMBELI PUPUK PETANI Selayaknya PUPUK PABRIK.
Yang terjadi Hingga Musim Pemupukan Kembali Tiba, harapan kami diatas belum JUA TIBA, hingga kembali lagi PUPUK PABRIK menang....!, inipun terus berulang setiap saat Hingga Kapan ini BERAKHIR kami rakyat kecil belum TAU JAWABNYA...? Jika hal ini terus berlanjut, maka PETANI-TERNAK yang mau mengusahakan pupuk ORGANIK SEBAGAI PELUANG akan menjadi MALANG sebab PUPUK DI PRODUKSI Dalam JUMLAH BESAR tidak AKAN LAKU dengan HARGA Rp.1000,-/Kg dibanding Rp. 500,-/Kg, KEMASAN YANG TIDAK BERSAING dibanding PABRIK, KANDUNGAN HARA Yang BELUM JELAS dibandingkan PABRIK. AKHIRNYA PETANI KALAH TELAK Dibandingkan PENGUSAHA.

Melalui Tulisan INI KAMI TIDAK BERMAKSUD MENOHOK/MENYODOK SIAPAPUN, agar jangan sampai kami petani kecil disidangkan atas TULISAN keluh kesah kami di media BLOG ini SEPERTI IBU PRITA MULYASARI. Jika ada yang Tersinggung Kami Mohon Maaf, tapi INILAH KENYATAANNYA...!, Jika Maaf Kami Tidak Diterima Mohon jangan Sidangkan KAMI, Lebih Baik Saling GOROK.

Mengingat Akhir akhir ini, sedang TRENDnya Istilah NEOLIB, maka Melalui Kesempatan ini kami kutip sebuah cerita Tentang KEBIJAKAN NEOLIB berikut :
punya pandangan salah tentang Amrik, penduduknya tinggal di kota-kota besar daan udah pasti orang kaya. ada dua golongan di Amrik yang tidak ikut menikmati manfaat "kemakmuran" tahun 1920-an yaitu PARA PETANI dan 12 juta penduduk kulit hitam. KENAPA PARA PETANI TIDAK KEBAGIAN DUREN LIBERALISME.............?
Dalam rangka memantapkan kebijakan Neo-Liberalisme, para pendukungnya secara gencar mengkampanyekan mitos – mitos yang berkaitan dengan Neo-Liberalisme dan pasar bebas sebagaimana dijelaskan oleh Mansour Fakih(2003), bahwa mitos-mitos itu antara lain adalah :
PERTAMA : Perdagangan bebas akan menjamin ketersediaan pangan murah dan kelaparan tidak akan terjadi.Kenyataan yang terjadi bahwa perdagangan bebas justru telah meningkatkan harga pangan.
KEDUA : Bahwa WTO dan TNC akan memproduksi pangan yang aman, kenyataanya dengan penggunaan pestisida secara berlebihan dan pangan hasil dari hasil rekayasa genetika justru membahayakan kesehatan manusia dan keseimbangan ekologi.
KETIGA : Kaum perempuan dan petani akan diuntungkan dengan berlakunya pasar bebas. Kenyataannya perempuan dan petani semakin tersingkir baik sebagai produsen maupun sebagai konsumen.
KEEMPAT : Bahwa pemberlakukan paten dan hak kekayaan intelektual akan melindungi inovasi dan pengetahuan. Kenyataanya paten justru memperlambat alih teknologi dan membuat teknologi menjadi mahal
KELIMA : Perdagangan bebas di bidang pangan akan menguntungkan konsumen karena harga murah dan banyak pilihan. Kenyataannya justru hal itu mengancam pangan di negara – negara dunia ketiga.

Dalam sidang WTO di Cancun (Meksiko), 9 September 2003, seorang petani dari Korea Selatan, Lee Kyung Hae, melakukan aksi bunuh diri di depan gedung tempat berlangsungnya sidang. Saat itu dia menggunakan pakaian bertuliskan “WTO Membunuh Para Petani”. Lee adalah seorang petani padi yang memiliki lahan luas di Korsel, namun kemudian bangkrut karena negaranya dibanjiri oleh beras impor yang harganya jauh lebih murah. Lee memperjuangkan nasib petani di negaranya dengan berbagai cara, namun gagal. Sejak Korsel mematuhi aturan liberalisasi perdagangan, jumlah petani di negara itu telah berkurang setengahnya (dari sekitar 6 juta menjadi sekitar 3 juta petani). Padahal, Korsel adalah negara agraris, persis Indonesia. Perjuangan Lee berakhir dengan aksi bunuh diri di Cancun.[1]

Di India, pada tanggal 3 September 2009 lebih dari 50 ribu petani dari berbagai penjuru India berkumpul di New Delhi dengan membawa poster bertuliskan “WTO keluar dari pertanian”. Mereka memrotes Pemerintah India yang tidak melindungi petani lokal. Karena terikat perjanjian WTO, India hanya bisa melindungi 5 persen dari produk pertaniannya dari pemotongan tarif. Akibatnya, produk lokal India kalah bersaing dari produk pangan bersubsidi dari AS dan Uni Eropa.

Selain itu, WTO juga membuka peluang bagi perusahaan transnasional untuk membuka lahan pertanian di India. Industrialisasi pertanian, penggunaan bahan kimia, dan penghancuran lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan agribisnis yang dimiliki AS sangat merugikan petani India. Jutaan petani India kehilangan mata pencaharian dan menjadi semakin miskin.[2] Sejak tahun 1995 hingga kini, tercatat lebih dari 36 ribu petani di India melakukan bunuh diri karena tak sanggup lagi menahan kemiskinan.

Sementara itu, di Indonesia, dampak WTO sudah sangat terasa. Indonesia sejak tahun 1994 telah menjadi anggota WTO dan diratifikasi dengan UU no. 7 tahun 1994. Namun, meskipun WTO mengklaim bahwa tujuan organisasi ini adalah “to improve the welfare of the peoples of the member countries” [3] kenyataannya, 15 tahun setelah begabung dengan WTO, Indonesia semakin lama justru semakin bergantung pada produk pangan impor. Negeri yang subur serta memiliki curah hujan tinggi dan banyak sumber daya manusia ini, setiap tahunnya harus menganggarkan dana sebesar 50 trilyun rupiah untuk mengimpor kedelai, gandum, daging sapi, susu, gula, bahkan garam. Nilai impor garam Indonesia per tahunnya mencapai 900 milyar rupiah.[4] Metro News (30/6/09) memberitakan bahwa sebagian besar pelaku bunuh diri di Bali adalah petani.[5]

Saat ini, sekelompok kecil orang ternyata lebih kaya dari seluruh orang di benua Afrika. Hanya dengan memiliki 200 perusahaan, ¼ perekonomian dunia sudah dapat dikuasai para pemodal. General Motors memiliki kekayaan yang lebih besar dari Denmark, Ford lebih kaya daripada Afrika Selatan. Perusahaan-perusahaan kaya itu dipuji karena menanamkan investasi di negara-negara berkembang. Padahal yang terjadi, semua produk bermerek dibuat di negara-negara miskin dengan upah buruh yang sangat rendah, nyaris seperti budak. Seperti dikatakan John Pilger, “Yang miskin semakin miskin sementara yang kaya semakin kaya luar biasa.”[6]

Dari Pucak Manik Berkembang KOPTAN "WERDHI SADHANA"

Tuesday, July 12, 2011 / No Comments
Sebelumnya Kami Admin Blogger Kelompok Ternak Pucak Manik Mohon Maaf, Karena Baru Bisa Posting, setelah Berbulan-bulan Kami disibukkan dengan Kegiatan Pengembangan Usaha Kelompok. Kini akhirnya bisa juga Posting sebuah artikel, mudah-mudahan berguna bagi kita semua.
Dari Judul diatas : Dari Pucak Manik  Berkembang KOPTAN "WERDHI SADHANA", akhirnya setelah begitu lama gagasan, ide dan berbagai pertimbangan mengenai pendirian Koperasi Tani (KOPTAN) kini telah terwujud, tepatnya pada tanggal 15 Januari 2011 Kami Seluruh Anggota Kelompok Ternak Pucak Manik Sepakat Untuk Membentuk Sebuah Koperasi Tani yang bernama Koperasi Tani (KOPTAN) WERDHI SADHANA. Nah Apa yang menjadi Latar Belakang, Tujuan dan Rencana Kedepan serta manfaat KOPTAN WERDHI SADHANA dalam meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Petani di Desa Lokapaksa.

LATAR BELAKANG
Keberadaan Koperasi Tani (KOPTAN)  WERDHI SADHANA yang baru terbentuk tidak bisa terlepas dari peranan anggota kelompok ternak pucak manik, yang merupakan kelompok inti sektor peternakan GAPOKTAN Tri Loka Amertha, dalam SIMANTRI 022. Dimana Seluruh Anggota Kelompok ternak Pucak Manik yang beranggotakan 24 orang ini berembug baik secara formal maupun informal merencanakan program kesejahteraan mereka dalam jangka panjang.
Anggota kelompok ternak pucak manik sebagian besar merupakan petani dengan tingkat penghasilan yang rendah, namun mereka memiliki semangat yang besar dalam memperjuangkan kesejahteraan mereka, hal ini terbukti dari awal pendirian kelompok, sebelum mendapat perhatian dari pemerintah Gotong royong dalam membangun Balai kelompok, Setelah mendapat perhatian pemerintah berupa mesin APPO, mereka semakin semangat dengan mengikuti pelatihan SL pengolahan pupuk organik yang di selenggarakan oleh PPL, terus berjalan di awal tahun 2010 melalui Program SIMANTRI, kelompok siap mengamankan kegiatan SIMANTRI sektor Peternakan terbukti dengan kegiatan GOTONG-ROYONG membangun paket demi paket dalam SIMANTRI seperti Membangun KANDANG KOLONI, UNIT GUDANG PAKAN, UNIT GUDANG KOMPOS, UNIT BIOURINE, dan menggali lubang DIGESTER BIOGAS. Kegiatan ini semua dilakukan dengan GOTONG-ROYONG penuh TANPA UPAH kepada anggota, Kegiatan Pembangunan ini berlangsung selama 3 BULAN mereka tiap hari GOTONG-ROYONG tanpa UPAH KERJA, Semangat yang Luar Biasa.....! 
Dalam Perjalanan ini Melalui SIMANTRI Kelompok dalam jangka Menengah 2 Tahun Kedepan sudah tentu bakal mengelola Aset kelompok yang besar kemudian tahun demi tahun akan semakin membesar nilai asetnya, hal ini jika kelompok mengelola sendiri aset yang begitu besar tentu akan mengalami kesulitan, mengingat pepatah semakin besar pohon tumbuh maka semakin besar pula angin yang menerpa.
Aset yang besar kedepan mesti dikelola dengan profesionalisme, penuh tanggung jawab dibawah naungan badan hukum, mampu meningkatkan pengembangan usaha pertanian dalam arti luas dari hulu hingga hilir.
Pengurus Kelompok Menyadari Untuk bisa mengelola pertanian dalam arti luas dari hulu hingga hilir tidak bisa dilakukan secara terpisah hanya menggunakan lembaga kelompok saja, mengingat pasti akan ada bentururan dengan lembaga-lembaga lainnya, mengingat masih banyak lembaga kelompok tani dan subak yang tidak mungkin dikondisikan oleh KELOMPOK TERNAK PUCAK MANIK, mengingat Pucak Manik Bukan GAPOKTAN, melainkan hanya kelompok yang berada dibawah naungan GAPOKTAN TRI LOKA AMERTHA......!
Sebenarnya peluang ini diambil dan di motori oleh GAPOKTAN, namun Apa daya GAPOKTAN Masih belum Siap Sebagai Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di desa, mengingat GAPOKTAN Masih baru Belajar Berjalan, entah mengapa...?
Anggota kelompok Ternak Pucak Manik bukan berarti menyaingi GAPOKTAN, Mengingat Gapaktan Belum Mampu Sebagai LKM Saat ini, Mudah-mudahan Melalui Program PUAP nanti Gapoktan Bisa Sama-sama Sebagai LKM di desa.

TUJUAN
Adapun Yang menjadi Tujuan Dari KOPTAN WERDHI SADHANA adalah : 
  1. KOPTAN WERDHI SADHANA Menjadi Lembaga Keuangan Agribisnis  sebagai wadah kegiatan ekonomi dan sosial yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa tidak hanya di desa loapaksa, tetapi mampu berjalan di Wilayah Kerja KOPERASI.
  2. Memberi Pengetahuan kepada para anggotanya untuk dapat lebih meningkatkan kegiatan usaha di sektor pertanian dari hulu hingga hilir menjadi lebih Mandiri.
  3. KOPTAN WERDHI SADHANA Dengan Semangat Visi dan Misi KOPTAN yakni meningkatkan rasa kekeluargaan dan sikap gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat 
  4. Meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat melalui sisa hasil usaha (SHU)
  5. Mensejahterakan Anggota dalam hal ini petani pada umumnya sesuai dengan Azas dan Tujuan Kebersamaan Koperasi yakni dari Anggota, Oleh Anggota dan Untuk Anggota Koperasi itu sendiri.
KEGIATAN USAHA
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggotanya, maka kegiatan Usaha KOPTAN WERDHI SADHANA meliputi kegiatan usaha di sektor pertanian dalam arti luas dari hulu hingga hilir yakni :
  1. Melaksanakan kegiatan usaha Unit Simpan Pinjam yang dikelola secara terpisah dari unit usaha lainnya dengan menghimpun simpanan berjangka dan tabungan dari anggota dan calon anggotanya, Koperasi lain, Kelompok Tani (KOPTAN) dan atau anggotanya, memberikan pinjaman uang kepada anggota, calon anggotanya, Koperasi lain, Kelompok Tani (KOPTAN) dan atau anggotanya.
  2. Melaksanakan kegiatan usaha pemasaran / distribusi hasil-hasil pertanian dalam arti luas dari hulu hingga hilir, seperti SAPROTAN, Penyaluran Bibit dan Pupuk, penyaluran hasil usaha dibidang pertanian.
  3. Melaksanakan kegiatan usaha jasa
  4. Mengadakan pendidikan dan latihan serta penyuluhan / penerangan untuk meningkatkan dan pengembangan usaha anggota.
  5. Sebagai mitra kerja dalam rangka pengadaan penyaluran barang dan jasa dengan Perusahaan, Koperasi,  Kelompok Tani (KOPTAN) dan lainnya.
KEANGGOTAAN KOPTAN WERDHI SADHANA
Keanggotaan KOPTAN WERDHI SADHANA terbuka untuk umum yang berada di wilayah kerja koperasi, yang mana syarat-syarat teknisnya diatur dalam AD/ART secara garis besar dapat disampaikan sebagai berikut :
Anggota Pendiri koperasi yakni orang-orang yang mendirikan koperasi tani werdhi sadhana itu sendiri, yang tertuang dalam berita acara pembentukan koperasi. sedangkan bagi masyarakat yang berkeinginan menjadi anggota dengan Syarat secara UMUM :
  1. WNI yang berada di wilayah kerja koperasi yang memiliki usaha dibidang pertanian secara luas (Usaha Agribisnis).
  2. Menyetor Simpanan POKOK dan Wajib, Untuk Simpanan Pokok Sebesar Rp. 100.000,- dan simpanan Wajib sebesar Rp. 10.000,00 setiap bulannya.
  3. lebih jauh akan diatur dalam AD/ART KOPTAN WERDHI SADHANA
Hingga Saat ini KOPTAN WERDHI SADHANA memiliki anggota dari para petani peternak yang  Tergabung dalam kelompok tani ternak yang ada di Lokapaksa dan Desa Ularan, salah satunya : Anggota Kelompok Ternak Pucak Manik, Anggota Kelompok Tani Ternak Murdha Sadhana, Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Manik Amertha, bebrapa Anggota dari Subak Sawah dan Subak Abian di Lokapaksa, bebrapa Anggota Kelompok Tani Ternak Munduk Sari Desa ULARAN

KEPENGURUSAN
Kepengurusan KOPTAN WERDHI SADHANA terdiri dari :
  1. Dewan Pengawas : IGUSTI BAGUS SUASA, IGUSTI NY. SUDIRA, IGUSTI  PT. YASA
  2. Ketua : IGUSTI KOMPYANG PARTHA
  3. Wakil ketua : IGUSTI BAGUS SUASCITA
  4. Sekretaris : IGUSTI AGUNG NGURAH ANDRIANA
  5. Bendahara : IGUSTI BAGUS MAHENDRA
PENGAJUAN BADAN HUKUM
Dalam Perkoprasian Keberadaan Badan Hukum KOPTAN WERDHI SADHANA sangat diperlukan sekali, kini Masih Dalam Proses Pengajuan dengan melengkapi Laporan Keuangan Triwulanan,  Neraca Triwulanan, Awal Januari 2012 Segala kelengkapan administrasi pengajuan harus rampung, sehingga RAT Perdana pada bulan Maret tahun 2012 sudah bisa berbadan Hukum.

Setahun Pra dan Pasca SIMANTRI 2010

Monday, July 11, 2011 / No Comments
SIMANTRI (Sistem Manajement Pertanian Terintegrasi) Merupakan Salah satu program pemerintah provinsi bali di bidang pertanian dalam arti luas dalam rangka mempercepat adopsi teknologi pertanian yang merupakan pengembangan model percontohan dalam rangka alih teknologi kepada masyarakat pedesaan, Khusunya Gapoktan Tri Loka Amertha, Desa Lokapaksa,  Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, SIMANTRI 022 yang di mulai dari awal tahun 2010 ini kini masih berjalan dengan baik, walaupun dengan segenap hambatan, tantangan dan rintangan yang ada akan tetap berjalan sejalan dengan tujuan pemerintah, dengan dukungan kelompok ternak pucak manik sebagai kelompok inti sektor peternakan dalam gapoktan.
Melalui Kesempatan ini kami sampaikan berbagai kemajuan yang mulai nampak secara nyata  dalam perjalanan SIMANTRI-022 sebelum adanya SIMANTRI (Pra SIMANTRI) Hingga kini hampir setahun berjalan SIMANTRI.

KONDISI PRA-SIMANTRI
Sebelum adanya program SIMANTRI masuk ke desa lokapaksa kondisi real yang terjadi secara kelembagaan petani di dalam kelompok tani, kelompok ternak, dan subak yang ada di desa memang sudah ada namun hanya beberapa kelompok yang aktif diantaranya : Subak-subak yang ada di lokapaksa, dan satu-satunya kelompok ternak yakni : Kelompok Ternak Pucak Manik, sisanya kelompok lain sebagian besar tidak aktif, Bahkan GAPOKTAN itu sendiri belum mampu sebagai lembaga aktif yang mampu mewadahi kelompok tani di desa lokapaksa selayak fungsinya. Ditinjau dari Sikap Mental Anggota masyarakat cenderung Apatis, terhadap hal-hal yang baru sehingga tidak jarang setiap bantuan yang masuk ke lokapaksa bermasalah, lihat saja contohnya : Program CBD, Program SPP melalui PNPM mandiri, kasus penjualan aspal bantuan oleh oknum ......, serta dengan melihat sederet masalah yang ada dari kasus kekerasan hingga pelenyapan Bantuan membuat hati kami jengah selaku masyarakat lokapaksa, ini akan kami buktikan melalui KELOMPOK TERNAK PUCAK MANIK sebagai pelaksana SIMANTRI 022 SEKTOR PETERNAKAN untuk jengah mengamankan Nama Baik Desa LOKAPAKSA yang kami cinta.

Dari Sisi Pertanian di Lokapaksa tergolong memiliki luas wilayah yang luas diantara desa di kecamatan seririt. Petani PRA-SIMANTRI, cenderung menggunakan pupuk kimia/UNORGANIC baik di lahan kering/tegalan, mapun di sawah. biasanya limbah pertanian tidak dimanfaatkan secara maksimal, sehingga tidak jarang di saat panen raya tiba banyak terdapat limbah jerami yang dibakar begitu saja, kepulan asap di tengah sawah menyebar ke angkasa.

Di sisi Peternakan sebagian besar dikelola secara tradisional/tanpa pengetahuan, Limbah ternak berceceran terkadang mengotori tubuh sapi itu sendiri sampai begitu tebal, Sapi-sapi peternak sebagian besar tidak dikandangkan, ditambatkan di tegalan/dibawah pohon, yang ketika musim hujan dari ujung kaki hingga lutut terbenam diantara kotoran-kotoran mereka, bau menyengat, dengan buyung berterbangan kondisi ini sangat menjijikkan.
Sapi-sapi para Peternak  merupakan sapi GADUHAN di bali dengan istilah KADAS-MENGADAS, dengan berbagai pola pembagian hasil yang TIDAK ADIL bagi peternak, terkadang yang membuat hati miris adalah ditengah kesusahan, para peternak telah mencairkan/menguangkan/Mengontrakkan Kandungan Sapi mereka kepada orang yang lebih mampu, dengan harga yang tidak sepadan, misalnya jika usia kandungan mencapai 6-8 bulan dikontrakkan dengan kisaran harga Rp. 500.000,00 Sampai dengan Rp. 700.000,00. Padahal tinggal menunggu beberapa bulan saja petani dikalahkan berlomba dengan kebutuhan hidup  standar mereka, LENGKAP SUDAH CERITA SENGSARA PETANI..............!
Pola pemberian pakan sapi sebagian besar pakan seadanya, saat-saat musim pacekelik/musim kemarau merupakan musim sulit pakan, ditambah dengan kecenderungan Kebutuhan biaya sekolah di tahun ajaran baru, ditambah lagi dengan Menurunnya HARGA SAPI...! INILAH KENYATAANNYA.......!
PRA-SIMANTRI Peternak memang mampu mejual PUPUK Kandang, namun Pupuk kandang mereka belum di fermentasi, harganya kisaran Rp.2.000,00 per Kampil dengan taksiran berat 20 KG, petani tidak mengenal istilah BIO-GAS, BIO-URINE, BIO-KULTUR apalagi PESTISIDA NABATI....! sangat jauh bayangan mereka terdap teknologi.


SETAHUN PASCA-SIMANTRI 

Setelah Program SIMANTRI ini berjalan selanjutnya kami sebut dengan PASCA-SIMANTRI, yang mana konsep integrasi yang kami rencanakan dari awal yakni Integrasi Tani Ternak baik di lahan Kering dengan melibatkan Subak Tegalan dengan potensi Tanaman Perkebunan, Tanaman kehutanan dan Tanaman Pertanian Palawija, sedangkan di Lahan Sawah dengan melibatkan Subak yang ada dengan potensi : Padi dan Palawija, sedangkan di sektor peternakan dengan Menunjuk KELOMPOK TERNAK PUCAK MANIK sebagai pelaksananya. 
Perjalanan SIMANTRI-022 Desa lokapaksa kini sudah berjalan hampir setahun, banyak hal positif yang perlu kita apresiasi, terus terang kami bukan butuh REWARD berupa uang atau tambahan Sapi dari pihak manapun, kami hanya ingin nama baik desa lokapaksa di mata orang-orang, bahwa kami ORANG KERAS dalam hal-hal yang positif, bahwa kami desa USAHA...! oke kita bahas satu persatu perkembangan SIMANTRI-022 DESA LOKAPAKSA.
Secara Kelembagaan Petani Baik di KELOMPOK TANI maupun di GAPOKTAN kini sudah mulai merasakan manfaat penting dari kebersamaan membangun usaha kelompok, Kelompok kelompok mulai tumbuh lagi dan mau menata diri untuk menatap masa depan, Adapun IMBAS dari pembelajaran SIMANTRI-022 desa lokapaksa adalah dengan Bangkitnya kembali Kelompok Tani Ternak Murdha Sadhana, Berdirinya Kelompok Wanita Tani (KWT) MANIK AMERTHA, yang merupakan gabungan dari istri anggota Kelompok Ternak Pucak Manik dan Kelompok Tani ternak Murdha Sadhana, yang MEMBANGGAKAN adalah pada tanggal 15-Januari 2011 Anggota Kelompok Ternak Pucak Manik Sepakat mendirikan KOPERASI TANI (KOPTAN) WERDHI SADHANA, yang kini anggotanya sudah semakin bertambah dari anggota KTT. Murdha Sadhana, Anggota KWT. Manik Amertha, dan baru bebrapa dari anggota subak di lokapaksa. kini sedang dalam tahap pengajuan Badan Hukum. Kelompok Ternak PUCAK MANIK telah mampu MENGIMBAS kan tidak hanya kepada kelompok di desa lokapaksa, tetapi juga KELOMPOK di LUAR DESA salah satunya adalah Kelompok Tani Ternak MUNDUK SARI DESA ULARAN, yang mana kini menjadi pelaksana inti sektor peternakan SIMANTRI-064 GAPOKTAN SABHA KARYA WINANGUN Desa Ularan.
Masih Banyak Lagi pertumbuhan kelompok akibat imbas SIMANTRI-022 Desa Lokapaksa, namun kini tinggal Bagaimana GAPOKTAN bisa Mengakomodasi POKTAN-POKTAN yang ada sehingga mampu menjadi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) didesa selain KOPERASI TANI (KOPTAN) WERDHI SADHANA hasil bentukan Kelompok Ternak Pucak Manik.

Di Sektor Pertanian yang dikelola oleh Subak Sawah dan Tegalan kini petani setiap panen raya sudah tidak lagi membakar jerani mereka, jerami sebagian besar telah di manfaatka oleh petarnak baik yang tergabung dalam POKTAN maupun yang Tidak. semua limbah ditabung dan dikeringkan untuk persediaan pakan ternak mereka, walaupun belum sebagian petani mau mengolah dalam bentuk fermentasi pakan. Penggunaan pupuk organik telah digunakan oleh petani berkat sosialisasi PPL melalui SL di setiap subak, dengan bantuan pupuk organik pabrik dari pemerintah, kedepan harapan kami subak mau 100% menggunakan pupuk produk SIMANTRI tentu dengan bantuan dari pihak pemerintah dalam kebijakan mereka membangun pertanian organik. 
 Penggunaan Pupuk Produk SIMANTRI yang berupa KOMPOS kini lebih banyak dimanfaatkan oleh Petani HOLTIKULTUR untuk tanaman Keras Seperti Mangga, Rambutan, Durian dan Cengkeh. sedangkan dalam bentuk BIO-URINE belum begitu populer dan baru digunakan oleh Anggota Kelompok Ternak Pucak Manik dan beberapa dari subak Lebah Semawa untuk diaplikasikan ke PADI, dengan hasil Buliran padi yang besar dan lebih Berat tutur pengguna.
Di sektor peternakan itu sendiri peternak telah menyadari pentingnya kesehatan ternak mereka jika dibandingkan dengan sapi tanpa kandang jelas pertumbuhan dan kesehatanya lebih terganggu. Anggota kelompok inti sektor peternakan kini sudah mengenal Manajement Peternakan sapi, Pengolahan Limbah, Pengolahan pakan dan Jamu Sapi. Setiap 3 bulan sapi di suntik dengan Vitamin Bcomplex, DiVAKSIN tergantung persediaan VAKSIN dinas, serta pemberian pakan Tambahan berupa MINERAL dan Probiotik.

Dalam rangka perbaikan mutu genetik sapi, pemerintah telah melatih anggota kami mejadi PETUGAS INSEMINATOR (IB), dengan berbagai tantangan dalam menyadarkan petani untuk mau IB dilakukan, Lihat artikel kami DISINI, Setelah melihat contoh hasil IB mereka baru mau melaksanakan IB. 
Kegiatan Pengolahan Pupuk Kandang Baik padat Maupun Cair tetep berlangsung, seiring dengan pesanan dari petani cengkeh dan durian di desa UNGGAHAN, "kemarin sebelum galungan dapet ngirim 1 ton, kini pesanan 2 ton untuk diambil setelah hari raya kuningan" begitu penuturan seksi produksi KT. Pucak Manik, kini sepanjang setahun telah berhasil menjual 6 Ton keluar anggota kelompok, sisanya kedalam anggota kelompok dengan membayar 30% dari harga dasar pupuk. pupuk kompos produksi SIMANTRI 022 dijual dengan harga Rp. 500,00/KG untuk pembelian diatas 1/2 Ton, sedangkan dalam jumlah sedikit dijual dengan harga Rp. 700,00/KG. Pupuk Cair BIO-URINE dijual dengan Harga Rp.500,00/Liter curah/Tanpa Kemasan.
Pemanfaatan Limbah ternak untuk biogas tetap berlangsung, namun mengalami kendala air, mengingat air desa putus pasca diterjang banjir bandang awal tahun 2011 ini, namun kami pakai air URINE sapi yang belum di fermentasi untuk menghindari Pemadatan di DIGESTER biogas akibat kekeringan.
Pasca simantri banyak mendapatkan ilmu pengelolaan peternakan, mengingat anggota kami/ketua kelompok ternak Pucak manik mendapat kesempatan Pelatihan EM4 di IPPSA, hasil pelatihan tersebut akan terus di sosialisasikan kepada anggota Subak, anggota gapoktan serta demi kemajuan PUCAK MANIK, KOPTAN WERDHI SADHANA, dan akhirnya Gapoktan.

KENDALA/HAMBATAN
Kendala yang dihadapi kini : 
- Kelompok Membutuhkan Jalan Produksi menuju ke lokasi SIMANTRI KTT. Pucak Manik
- Kelompok Membutuhkan Air untuk dilokasi peternakan, mengingat air desa yang dulu kelompok pergunakan kini putus akibat banjir bandang tukad sabha awal tahun 2011
- Kelompok membutuhkan UJI LAB terhadap Kandungan Pupuk KOMPOS dan BIO-URINE
- Kelompok membutukhan mesin pencacah pakan ternak, mesih Hummermill, dan mesin pelet pakan.