News Ticker

Menu

Search This Blog

Powered by Blogger.

About Me

My photo
Komunitas kreatif yang bergerak di bidang riset, jurnalisme, desain, dan komunikasi marketing. Integritas dan profesionalisme kami bisa dilihat pada topik dan cara penyajiannya pada situs-situs atau blog yang kami kelola. Sesimple itulah kami.

Browsing "Older Posts"

Ternak Babi Sebagai Usaha Sampingan Para Ibu

Saturday, March 31, 2012 / No Comments
Ngubuh Kucit atau Ngubuh Celeng istilah dibali bagi peternak babi, para ibu-ibu di bali memiliki pekerjaan sampingan dengan  memelihara babi di areal belakang pekarangan rumah mereka, biasanya sepulang bekerja di sawah mengurus ladang dan membantu para suami, para ibu-ibu petani mereka memberi pakan ternak babi mereka.
Hampir sebagian besar ibu-ibu petani yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Manik Amertha, desa lokapaksa memelihara babi sebagai usaha sampingan dalam membantu perekonomian keluarga mereka.
Hampir sebagian besar Masyarakat bali memiliki minat yang besar dalam mengkonsumsi daging babi, selain dari sisi rasa daging bali yang sangat enak, serta salah satu sumber protein hewani dengan kandungan asam amino esensial yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan protein nabati.
Masyarakat bali banyak menggunakan daging babi selain sebagai panganan juga digunakan dalam kegiatan upacara keagamaan yang ilengkapi dengan guling babi lengkap dengan urutan dan lawar babi, sehingga Pemotongan babi dibali setiap tahunnya mengalami peningkatan sekitar 5,4% pertahun. Dalam hal ini tentu ini merupakan sebuah peluang besar dalam mengembangkan usaha agribisnis ternak babi bali.


Dalam hal usaha peternakan babi di bali sangat diminati mengingat babi memiliki bebrapa kemdahan yakni dengan modal yang relatif kecil dibandingkan usaha peternakan lainya akan mampu menghasilkan anakan babi yang banyak.
Dalam pengelolaan peternakan babi di bali, khususnya di desa kami masih dikelola dengan pola peternakan tradisional dengan skala usaha yang masih kecil alias usaha sampingan para ibu-ibu petani.
Pemberian pakan babi pada umumnya dari limbah pertanian dan industri turunan dari pertanian itu sendiri serta limbah rumah tangga diantaranya : dedak padi (oot), batang pisang, Ampas tahu, nasi aking, umbi-umbian, dedaunan yang di ali disebut dag-dag dan reroban.
Bagi para ibu-ibu petani dibali mengatakan bahwa beternak babi/Celeng ibarat menabung alias mececelengan, mengingat besarnya potensi limbah petanian yang bisa terserap dalam usaha peternaan babi ini.


Dari sisi kendala dalam peternakan babi secara tradisional ini tentu banyak sekali, mulai dari tata kelola kandang yang kurang memadai, limbah ternak babi yang tidak tergarap secara maksimal, sedikitnya jumlah pejantan atau Kaung sehingga kesulitan dalam mengawinkan ternak babi mereka, kesehatan ternak dan lain sebagainya.
kendala-kendala ini sangat mungkin bisa diatasi kedepan dengan pola peternakan yang lebih moderen mulai dari tata kelola perkandangan dan limbah ternak yang lebih baik sehingga babi-babi ini dan limbah nya tidak mengganggu lingkuan sekitarnya, perkawinan melalui IB (inseminasi buatan) dalam mengatasi kendala pejantan, serta pemeriksaan kesehatan babi terutama pemberian vitamin dan vaksin secara teratur.
Hal ini kedepan kami memohon dari instansi terkait khususnya dinas pertanain dan peternakan baik kabupaten maupun provinsi agar bersedia membina ibu-ibu petani yang tergabung dalam KWT Manik Amertha dalam usaha peternakan babi bali ini, dan jika memungkinkan kondisi keuangan dan keberadaan program bantuan babi agar memberikan sebuah bantuan permodalan dalam peningkatan usaha kecil mereka sehingga mampu mengangkat perekonomian keluarga petani di bali.

Membuat Jamu Ternak

Friday, March 16, 2012 / No Comments
Perubahan Cuaca yang begitu extrime dari musim hujan ke musim kemarau sontak membuat kita kaget, ini sangat dirasakan sekali efeknya bagi warga Desa Lokapaksa, lingkungan yang awalnya sejuk, adem dan pepohonan yang rimbun tiba-tiba dalam hitungan mingguan berubah menjadi kering, panas di siang hari disertai anggin yang membawa debu mengepul dan begitu dingin seakan membekukan tulang dirasakan dimalam harinya. Perubahan cuaca ini ternyata tidak dirasakan oleh manusia saja, bahkan hewan ternak peliharaan warga lokapaksa pun merasakan efeknya, mulai dari anak-anak Ayam, anjing yang pilek dan bahkan Sapi Bali pun ikut merasakan efeknya seperti mencret serentak dalam 1 kandang bahkan hingga 1 wilayah di banjar bukit sakti, desa lokapaksa. Dari sisi perlakuan kesehatan sapi-sapi yang ada dikandang koloni dari awal sudah mendapatkan perlakuan lebih dibandingkan sapi-sapi milik warga yang tidak berkelompok, seperti : Perlakuan Vaksinasi, pemberian Multivitamin, penyemprotan kandang dengan disinfektan serta pembersihan kandang secara rutin setiap hari. Namun masih juga ada permasalahan kesehatan ternak. Sepanjang pengamatan memang diakui dari sisi daya tahan tubuh sapi dengan perlakuan khusus ini lebih tahan dibandingkan yang tidak mendapatkan perlakuan sama sekali, itu point plus pertama yakni : daya tahan tubuh.

Disaat seperti ini peternak mesti lebih kreatif dalam hal menyiasati segala permasalahan yang ada dalam upaya peningkatan daya tahan tubuh ternak sapi peliharaannya, serta langkah awal pencegahan dan penanggulangan penyakit pada ternak sapi mereka.
Dalam hal penanggulangan pertama, petani ternak sebanarnya telah berpengalaman dalam meracik loloh/jamu tradisional ternak mereka, hal ini terbukti disaat kumpul disore hari memberipakan pada sapi dikandang koloni para petani ternak sharing dan berbagi cerita menganai loloh/jamu tradisional pada ternak, misalnya resep untuk ternak sapi mencret, saya dengarkan banyak sekali resep yang petani ketahui dalam pencegahannya.
Untuk itu melalui media ini kami berbagi sebuah cerita dan pengalaman dari petaninya langsung yang telah mengaplikasikan resep-resep ini pada ternak mereka, Namun hal ini perlu pengkajian lebih lanjut oleh pihak yang berwenang guna pendekatan dari sisi ilmiah.

1. Membuat Jamu Ternak
Jamu Ternak dibuat dengan tujuan untuk menjaga kesehatan ternak sapi itu sendiri agar lebih tahan terhadap kondisi cuaca yang akhir-akhir ini extrime sekali, serta mampu memperbaiki kondisi fisiologis ternak sapi itu sendiri. nah bagaimana caranya membuat jamu ternak...?, seperti yang sering dipraktekkan oleh petani di Kelompok Tani Ternak Pucak Manik adalah sebagai berikut :


Bahan-bahan : ( diatur sesuai kebutuhan )
- Kunyit/Kunir
- Kunyit Putih
- Isen/Lengkuas/Laos
- Temu Lawak
- Cekuh/Kencur
- Bawang Putih
- Sereh
- EM4 Aktif
- Gula Bali/Gula Jawa/Gula Merah/Molase
- Air Putih bersih (bebas pestisida/racun/tidak berkaporit)

Cara Pengolahan :
Semua bahan dasar tersebut diatas ditumbuk sampai  halus, kemudian masukkan kedalam ember campur dengan air, masukkan gula merah/molase dan EM4 aktif, aduk hingga merata dan tutup campuran ramuan tersebut hingga rapat. Lakukan Fermentasi ini hingga 1 minggu, kemudian setelah 1 minggu ramuan siap diberikan kepada ternak dengan cara dituang kedalam botol dan berikan setiap pagi hari sebelum pemberian pakan.
Khasiat :
Sapi Tahan terhadap perubahan cuaca, makan kuat, sehat, dan tidak mudah sakit

2. Obat Mencret
Apabila Sapi Mencret ini biasanya disebabkan karena faktor makanan yang masih terlalu muda, atau karena bakteri karena lingkungan kandang yang tidak sehat. dapat diatasi dengan pemberian jamu diantaranya :
Bahan :
- Pucuk Daun Jambu Biji
- Kulit Kayu Santen
- Daun Waru
- Beras 1 Genggam
- Gula Merah/Molase
- Garam Secukupnya
Cara Pengolahan :
Semua bahan ditumbuk halus, Kemudian dicampur sedikit air, peras dan saring bahan tersebut, air perasan dimasukkan kedaalam botol kemudian berikan pada sapi yang mencret tersebut. Disamping pemberian jamu juga diberikan pakan kering.
Perhatian : JIKA SAKIT BERLANJUT HUBUNGI DOKTER...........!

Pesan Nyepi Menjelang Kenaikan Harga BBM & TDL

/ No Comments
Menjelang Kenaikan Harga BBM dan TDL nanti, Pada minggu Ke-3 (Tiga) bulan Maret ini, Kita di Bali ada sebuah Hari Raya Besar Umat Hindu di Bali, tepatnya pada Tanggal 23 Maret 2012, Hari Pertama Sasih Kedasa dalam kalender bali,  umat Hindu Di Bali Akan Merayaka Hari Raya Nyepi. Sebuah hari raya Pergantian Tahun Baru Ḉaka yang ke 1934, yang diselenggarakan setiap setahun sekali.
Pada artikel kami sebelumnya yang berjudul "Nyepi Bentuk Keselarasan Alam Mikro & Makro" disana telah dijelaskan mengenai Kegiatan Pelaksanaan hari Raya Nyepi serta makna dari hari raya nyepi tersebut. 

Namun pada kesempatan Kita kali ini Admin walau bukan seorang pengamat, walau bukan seorang spiritualis atau bahkan bukan seorang penguasa, melainkan hanya seorang petani biasa akan mencoba menuangkan sebuah kerangka pikiran berupa pesan hari raya nyepi menjelang kenaikan Harga BBM dan TDL. Ini adalah sebuah kerangka pikir penulis yang tentu masih banyak kekurangannya.
Bagi Penulis Hari raya nyepi ini adalah hari raya yang sangat suci dan sakral yang mana para tetua dibali menyebutnya "Tenget", hari nyepi ini merupakan bentuk kearifan budaya lokal untuk perbaikan dunia ini, melalui hari raya  nyepi inilah lahirnya inspirasi sebuah agenda dunia yang disebut "World Silent Day" yang telah kita ketahui bersama.


Hari Raya Nyepi di tahun baru Ḉaka yang ke 1934 ini, perlu sekali kita memberi sebuah makna yang mendalam disamping melaksanakan rangkaian upacara nyepi dan "Catur Berata Penyepian" itu sendiri.
Nyepi adalah Tahun baru, tidak selayaknya tahun baru pada umumnya yang dirayakan dengan pesta pora, tahun baru Ḉaka dibali dirayakan dengan suasana keheningan, mengingat nyepi itu berasal dari kata sepi, sunyi dan senyap.

Dari sisi Tujuan Hari Raya Nyepi adalah untuk memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida SangHyang Widhi Wasa untuk menyucikan Bhuwana Alit atau alam dalam diri manusia atau microcosmos dan Bhuwana Agung atau alam semesta atau macrocosmos. Sehingga akan terjadi keselarasan baik Alam Mikro dan Makro.

Dari sisi prosesi upacara penyepian yang diawali dengan kegiatan Melasti yakni penyucian symbol-symbol tuhan (pretima) yang bermakna membuang segala kekotoran yang ada, kemudian dilakukan serentak upacara tawur dan pengerupukan  sehari menjelang puncak acara penyepian yaitu upacara pecaruan untuk menetralisir bhutakala dalam hal ini dapat dikatakan untuk menetraliris kekuatan negatif.

Pada Tahap inti pelaksanaan Hari Raya Penyepian dilakukan beberapa wujud pengendalian diri dan mawas diri dengan empat pedoman yang disebut Catur Bratha Penyepian yakni :
1. Amati Geni : Tidak berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api, dan secara batin dimaksudkan untuk mengekang dan mengendalikan diri dari hal-hal yang bersifat negatif seperti mematikan api amarah dan api asmara.
2. Amati Karya : Tidak melakukan pekerjaan Jasmani dan meningkatkan penyucian rohani
3. Amati Lelungan : Tidak bepergian dan tetap mawas diri
4. Amati Lelanguan : Tidak mendengarkan hiburan, melainkan peningkatan pemusatan pikiran kepada Hyang Widi.
Serta bagi yang mampu juga melaksanakan “tapa, brata, yoga dan semadhi.”



Dari prosesi dan beberapa penjelasan diatas mengenai Hari Raya Nyepi, kita dapat menarik sebuah pesan moril untuk kita semua menjelang sebuah rencana pemerintah Republik Indonesia menaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) dan TDL (Tarif Dasar Listrik) pada awal bulan April 2012 nanti.
Melalui Hari raya nyepi kita belajar menatap sebuah hari baru yang dimulai dengan ketenangan dan penuh sikap positif, dengan berusaha mengekang hawa nafsu dan amarah serta ketidak puasan.
Melalui hari raya nyepi kita belajar untuk lebih arif dan bijaksana dalam mengambil sebuah keputusan, belajar mencintai diri kita sendiri, belajar mencintai alam semesta ini dengan berusaha untuk tidak mencemari alam semesta ini dengan sikap yang konsumtif dan barbar.
Melalui hari raya nyepi ini kita belajar untuk memanfaatkan potensi dalam diri kita dan lingkungan sekitar kita sebaik-baiknya dengan pola hidup hemat.

Mungkin jika anda ada di bali disaat hari raya nyepi berlangsung, anda akan merasakan sebuah kenikmatan, tanpa suasana bising deru dan debu asap kendaraan yang mengepul dijalanan yang mengkonsumsi banyak BBM, tanpa ada suasana bising dentuman speaker  yang terasa menghentak ditelinga dan mengguncang dada yang sudah tentu disertai gemerlap lampu di dunia hiburan yang menghabiskan ber ratus-ratus Watt Listrik, udara bersih dan segar kita hirup, langit bali yang biru seperti dulu, suara burung berkicauan begitu indah, keesokan harinya dalam hati anda akan berkata Andaikata Nyepi ini berlangsung dalam setahun lebih dari sekali dunia ini pasti jauh lebih tenang, konsumsi listrik dan BBM bisa tertekan yang sudah tentu bisa menyelamatkan keuangan Negara Atau andai kata Kearifan Nyepi ini ada juga di belahan pulau lainnya dunia ini, mungkin dunia ini bisa terselamatkan dari isu pemanasan global.

Membuat Sendiri Stik Bolamp

Monday, March 12, 2012 / No Comments

"Hidup Harus Lebih Kreatif" itu adalah sebuah kunci bagi admin, ketika suatu hari admin pindah kontrakan rumah, dirumah kontrakan yang baru banyak Bolamp alias Bola Lampu yang mati, nah unuk bisa membuka dan mengganti Bolamp tersebut tentu memerlukan sebuah tangga agar bisa menjangkau bolamp yang menempel pada plafon rumah, namun setelah kesana kemari mencoba meminjam pada tetangga hasilnya nihil, sejenak berpikir andaikata beli alat berupa stik bolamp harganya diatas ratusan ribu, sedangkan uang di dompet tidak cukup karena habis bayar kontrakan rumah, bagi admin harga tersebut sangat mahal mengingat kondisi keuangan admin dan intensitas keperluan admin terhadap produk stik bolamp tersebut tidak begitu sering, kecuali pada saat-saat mengganti Bolamp saja.

Admin pun bingung harus bagaimana mengatas masalah ini, otak terus berputar sambil membayangkan cara kerja dari Stik Bolamp produksi pabrikan tersebut, akhirnya setelah beberapa menit berpikir timbullah sebuah ide dengan memanfaatkan botol plastik bekas minuman dibelakang rumah.
Botol plastik bekas tersebut admin potong pada bagian tengahnya, kemudian pada bagian ujung botol tersebut dipasangin Stiknya bisa manggunakan Kayu, bambu atau pipa plastik bekas sebagai stiknya, kebetulan sekali admin menemukan potongan pipa plastik dibelakang rumah, akhirnya admin gunakan sebagai stik bolam tersebut dan akhirnya jadi seperti ini.


Kini memasuki tahapan uji coba, bolamp yang masih menempel di plafon rumah dicoba untuk dibuka dan digantikan dengan yang baru, dan hasilnya sangat memuaskan, bolamp tersebut terlepas dari fitingan tanpa jatuh dan pecah, kemudian digantikan dengan yang bolamp yang baru dan bolamp yang baru pun terpasang dengan apik pada fitingan dan akhirnya menyala. 

Secara Ekonomis Stik Bolamp ini sangatlah murah sebab hanya dengan memanfaatkan limbah yang ada disekitar kita seperti limbah botol plastik, limbah pipa plastik  atau kayu dan atau Batang bambu.
Selamat Mencoba dan Semoga Bermanfaat  Salam sukses untuk kita Semua.....!

Pembangunan Banjar Bukit Sakti

Thursday, March 8, 2012 / No Comments
Banjar Bukit Sakti adalah salah satu bagian dari banjar dinas dan adat  Desa Lokapaksa, Banjar dinas Bukit Sakti dengan jumlah penduduk Laki-laki = 813 Jiwa, Perempuan = 810 Jiwa, dan jumlah keseluruhan penduduk mencapai 1.623 Jiwa, yang terdiri dari 428 Kepala Keluarga (KK), serta jumlah KK Miskin atau Rumah Tangga Miskin (RTM) yang terbanyak di desa Lokapaksa mencapai 174 KK.

Dari Sisi Topografi wilayah Banjar dinas Bukit Sakti terdiri dari wilayah perbukitan dimana pada bagian wilayah bawah adalah zona perkampungan penduduk yang padat, serta wilayah persawahan dan wilayah bagian atas adalah zona perkebunan dan dengan sedikit persebaran rumah penduduk.

Dari sisi potensi wilayah yang tidak bisa terlepas dari topografi wilayah Banajar tersebut dimana pada wilayah bagian bawah banjar dinas bukit sakti memiliki potensi wilayah dibidang pertanian dan industri kecil, sedangkan pada wilayah bagian atas memiliki potensi dibidang pertanian, peternakan dan perkebunan.

Banjar Bukit Sakti  saat ini dipimpin oleh seorang kelian banjar dinas yang bernama : I GUSTI BAGUS SUASCITA, beliau merupakan salah atu kelian banjar yang dipilih oleh warga banjar bukit sakti secara demokratis. Beliau adalah seorang peminpin yang memiliki visi jauh kedepan dalam membangun Banjar dengan mengangkat potensi lokal sebagai daya ungkit dalam pembangunan di wilayah banjar bukit sakti ini.

PROGRAM PEMBANGUNAN BANJAR
Program pembangunan di banjar bukit sakti secara fisik belum bisa maksimal, tentu jika kita merujuk dari potensi Penduduk yang sangat besar, dan dibarengi dengan potensi KK Miskin di banjar bukit Sakti yang besar pula sudah tentu sangat sulit jika hanya diandalkan dari swadaya masyarakat semata, dari sisi bantuan dana ADD yang digelontorkan pemerintah desa lokapaksa yang belum maksimal mampu mendukung pembangunan secara fisik di bukit sakti. Semenjak Beliau I Gusti Bagus Suascita menjadi kelian Banjar Bukit Sakti telah menerima ADD dari pemerintah desa lokapaksa, yang pertama di tahun 2010 sebesar Rp. 1,5 juta yang jumlahnya terkecil diantara ADD banjar Lainnya telah dipergunakan untuk pemadatan Jalan usaha teni di Wilayah Bendungan Sabha, dan dana ADD yang kedua sejumlah Rp. 5 juta akan dipergunakan untuk pembangunan Bale Banjar Bukit Sakti.
Dengan Dana ADD yang Kecil serta Potensi Swadaya Masyarakat pembangunan fisik terasa agak lamabat, Namun dengan dibarengi semangat pembangunan masyarakat, dukungan dan spirit pembangunan dari segenap masyarakat dan peran serta para tokoh masyarakat dalam membangun banjar hal ini akan mempermudah pembangunan banjar bukit sakti kedepan.

Pembangunan Bale banjar bukit sakti sebenarnya sudah direncanakan sebelum masa kepeminpinan beliau, namun sangat disayangkan hal ini gagal karena sesuatu dan lain hal, namun kini semangat pembangunan yang dulu sempat redup, kembali dibangkitkan oleh beliau dan rencana pembangunan akan dilaksanakan dengan merubah gambar awal yang dahulunya direncanakan pembangunan bale banjar ini bertingkat kini menjadi tidak bertingkat namun dengan penambahan luas bangunan yang tanpa merusak perencanaan awal pembangunan yang telah ada.

Pembangunan bale banjar bukit sakti akan dilakukan pada bulan April 2012 berikut dengan Tahapan-tahapannya yang nantinya dilakukan langsung oleh panitia pembangunan bale banjar bukit sakti yang telah di tunjuk oleh kelian banjar bukit sakti demi amannya proses pembangunan bale banjar tersebut. untuk itu kelian banjar bukit sakti mengharapkan peranserta masyarakat untuk membantu pelaksanaan pembangunan ini sehingga pembangunan ini dapat terselenggara dengan baik dan lancar sesuai dengan harapan kita semua.

Kepada masyarakat Bukit Sakti dimanapun berada, Kelian banjar mengharapkan doa dan partisipasi aktif dalam pembangunan ini, mengenai pemberitahuan secara tertulis Kelian banjar akan mengirimkannya kepada seluruh masyarakat Bukit sakti dimanapun Berada.

PROGRAM PEMBANGUNAN SEKTOR EKONOMI PRODUKTIF
Dari Sisi pembangunan Sektor Perekonomian Produktif di Banjar bukit sakti akan lebih mengarah kepada keberadaan Kelompok-kelompok usaha produktif yang berbasis komoditi lokal diantara di sektor pertanian, sektor perkebunan, Sektor Peternakan, Sektor Usaha Kecil dan Menengah dan Sektor Perdagangan dengan spirit pembangunan Sosial Kooperatif dibawah naungan KOPTAN Werdhi Sadhana Sebagai Motivator dengan pola Binaan Bapak dan Anak Angkat.

I. Bukit Sakti Sebagai Sentra Pengembangan Bibit dan Bakalan Sapi Potong

Melalui Kelompok Simantri yang telah menunjukkan dedikasinya sebagai kelompok Mandiri yaitu Kelompok Tani Ternak Pucak Manik, sebagai media pembelajaran bagi para petani ternak yang ada di Lokapaksa dan daerah sekitarnya dalam mengembangkan bibit sapi bali sebagai komoditi lokal yang bernilai tinggi, perkembangan kelompok ini kini telah menunjukkan hasil mulai dari anakan sapi SIMANTRI telah berjumlah 17 ekor, tahun depan kita telah memiliki F1 hasil IB (Inseminasi Buatan) alias Kawin Suntik dengan didukung Tenaga SDM Inseminator yang memadai dari kelompok tersebut, Produksi Pupuk baik Padat maupun Cair yang bernilai ekonomis kini semakin digenjot produksinya dan tahun depan kita rencanakan untuk uji lab dan lebelisasi produk.

Tidak Hanya Kelompok Tani Ternak Pucak Manik yang ada di Bukit sakti, Kini telah berkembang KTT Murdha Sadhana dengan unit usaha dibidang Pertanian dan Peternakan sapi bali, kedepan kita akan arahkan pengembangan Populasi Sapi di wilayah KTT. Murdha Sadhana. Kelompok Ternak Sisia Bakti adalah Kelompok RTM dengan Pengembangan Usaha dibidang Penggemukan Sapi Bali telah berhasil menggemukkan Sapi bali dilahan Kering.
Tidak Hanya Sapi yang akan dikembangkan di kelompok-kelompok ini, kedepan kita akan kembangkan Ternak Babi dan Ayam Buras mengingat Keberadaan KWT. Manik Amertha Sebagai ibu-ibu Petani Ternak yang ada di bukit sakti ini memiliki keahlian dibidang ini sebagai usaha sampingan selain bertani dan beternak sapi.

II. Bukit Sakti Sebagai Sentra Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah 
Bukit sakti memiliki SDM yang mumpuni dibidang usaha pertukangan dan dengan didukung oleh potensi lokal dibidang perkebunan baik kebun jati, gamelina, mahoni dan suar ini merupakan sebuah potensi lokal yang selama ini belum bisa digarap secara maksimal mengingat kekurangan permodalan yang mereka hadapi.

Sektor industri Kecil / industri rumah tangga juga memiliki potensi yang besar digarap oleh para ibu-ibu PKK dan ibu-ibu dalam KWT. Manik Amertha di bukit sakti diantaranya pembuatan kue kering, Kue Basah, Kripik Singkong, Telor Asin dan lain sebagainya, namun kendala permodalan dan pengemasan yang belum tergarap secara apik akan dikembangkan dengan pelatihan-pelatihan dari berbagai instansi terkait sampai dengan peralatan ayang memadaihingga proses pengemasan.

III. Bukit Sakti Dengan Lembaga Keuangan Koperasi
Di banjar Bukit Sakti kini telah berdiri koperasi KOPTAN WERDHI SADhANA, sebagai lembaga keuangan yang nantinya kedepan mampu menyediakan permodalan bagi sektor-sektor usaha yang akan dikembangkan nantinya baik sebagai anggota maupun sebagai anak angkat koperasi ini, kedepan bukit sakti akan menjadi salah satu banjar yang mandiri baik mandiri pangan, mandiri lembaga keuangan nya serta mandiri energy. 
Mari Kita bangun Bukit Sakti sebagai Banjar Usaha, Banjar Yang mandiri, Mulai sekarang kita tinggalkan pola premanisme menjadi pola intelektualisme. Sukseskan pembangunan Bukit Sakti bersama Masyarakat bukit Sakti dimanapun Berada.

Lokapaksa Menuju "Gerbang Sadu Mandara"

Wednesday, March 7, 2012 / No Comments
Desa Lokapaksa atas kepercayaan Pemerintah Provinsi Bali kembali dipercaya sebagai pilot project pengembangan pembangunan desa melalui program "Gerbang Sadu Mandara" setelah berhasil melaksanakan program SIMANTRI yang juga salah satu pilot project Program Pemerintah Provinsi Bali.
Pemerintah provinsi bali menempatkan program pengurangan kemiskinan dan pengangguran sebagai prioritas utama, dimana program dilakukan secara berlapis sehingga mendorong masyarakat miskin dapat mandiri. Melalui Blogg ini kami informasikan program-program unggulan Pemerintah Propinsi Bali yang telah di luncurkan adalah :
1. Program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM), 2. Program SIMANTRI, 3. Program Bedah Rumah, 4. Program  Wajib Belajar 12 Tahun, 5. Program Bali Clean And Green, 6. Operasi Katarak Bagi Masyarakat Miskin, 7. Program Orang Tua Asuh, 8. Program Keamanan Bali Mandara, 9. Jaminan Kredit Daerah Bali Mandara, 10. Jamkrida Bali Mandara, 11. Lembaga Perkreditan Desa (LPD), 12. Coorporate Social Responsibility (CSR) dan dari sederet program tersebut diatas, kini diluncurkan kembali sebuah program baru yang bernama "Gerbang Sadu Mandara"  yang disingkat "GSM", Program ini merupakan sebuah program  pilot project yang baru di luncurkan di 5 (lima) Desa dianataranya : Desa Lokapaksa, Desa Pejarakan, Desa Bebandem, Desa Songan B, dan Desa Pejukutan.

Program "Gerbang Sadu Mandara" adalah Akronim dari Kata "Gerakan Pembangunan Desa Terpadu yang Maju, Aman, Damai  dan Sejahtera". Sedangkan dari sisi etimologi kata, Kata Gerbang  Berarti Pintu, Sadu berarti Kebijaksanaan dan Mandara Berarti Agung. Gerbang  Sadu Mandara (GSM) Adalah Program  Terobosan Pemerintah Provinsi Bali Untuk  Mengakselerasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, Peningkatan Kualitas Hidup, Kemandirian dan Kesejahteraan  Masyarakat.

Tujuan dari program Gerbang  Sadu Mandara (GSM) ini adalah  Untuk Menumbuhkan kreativitas masyarakat dalam pemanfaatan SDA dan secara bertahap mampu membangun diri secara madiri, Menyediakan prasarana dan sarana peningkatan usaha ekonomi, Meningkatkan dan mengembangkan usaha ekonomi mikro untuk mengurangi pengangguran, Meningkatkan kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan ekonomi masyarakat.

Sasaran dari Program Gerbang  Sadu Mandara (GSM) ini adalah Menyasar pada desa-desa dengan tingkat kemiskinan diatas 35 %, desa yang memenuhi tingkat kemiskinan diatas 35% Sanggup / siap menerima dan melaksanakan program sesuai dengan petunjuk teknis, serta wajib membentuk BUMDes.

Kegiatan Gerbang Sadu Mandara didanai dari APBD Provinsi Bali Tahun Anggaran 2012 dengan rekening Bantuan Keuangan Khusus (BKK) GERBANG SADU MANDARA ke Desa sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar) untuk 5 (lima) desa, dengan komponen pembiayaan 20 % untuk Fisik dan 80 % usaha ekonomi produktif.
 

Strategi program Gerbang Sadu Mandara yaitu : 
1. Untuk Mendorong tumbuh dan berkembangnya prakarsa dan swadaya gotong royong masyarakat, partisipasi masyarakat serta transparansi, 
2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan organisasi yang berakar pada masyarakat, 
3. Membangun sinergi berbagai kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di Desa dalam konteks kewilayahan, 
4. Mendorong tumbuhnya tanggung jawab sosial dengan wujud kesetiakawanan sosial dalam konteks pembangunan desa,
5. Meningkatkan peran dan fungsi lembaga masyarakat (BPD, LPM, OMS dan Lembaga Kemasyarakatan lainnya) terutama dalam menjalankan fungsi kontrol sosial terhadap pelaksanaanprogram-program pembangunan desa.
 

Prinsip Gerbang Sadu Mandara yaitu :
1. Prioritas : pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan pemenuhan kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan dengan mendayagunakan secara optimal berbagai sumber daya.
2. Kolaborasi : Semua pihak yang berkepentingan dalam dalam penanggulangan kemiskinan didorong untuk mewujudkan kerjasama dan sinergi antar pemangu kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan.
3. Keberlanjutan : Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak hanya saat ini tapi juga di masa depan.
4. Sederhana : Semua aturan mekanisme dan prosedur dalam pelaksanaan Garba Sadu Mandara harus sederhana, fleksibel, mudah dipahami, dan mudah dikelola serta dapat dipertanggungjawabkan oleh masyarakat.  
5. Berorientasi pada masyarakat miskin; semua kegiatan yang dilaksanakan mengutamakan kepentingan orang miskin dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung.
6. Partisipasi : Masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap pengambilan keputusan pembangunan dan gotong royong dalam menjalankan pembangunan.
7. Demokratis : Setiap pengambilan keputusan pembangunan dilakukan secara musyawarah dan mufakat dengan tetap berorientasi pada kepentingan masyarakat miskin.
8. Transparansi dan Akuntabel : Masyarakat harus memiliki akses yang memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dipertanggungjawabkan baik secara moral, teknis, legal maupun administrative.

Pendekatan
Gerbang Sadu Mandara yaitu :
1. Pembangunan yang bertumpu pada masyarakat (Community Based Development).
2. Bottom Up Planning atau Perencanaan dari bawah artinya perencanaan untuk menentukan prioritas kegiatan dilakukan melaluimekanisme musyawarah perencanaan pembangunan desa
3. Pemberian kredit permodalan lebih diformulasikan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat yang memiliki usaha dalamsektor informal, mikro dan usaha kecil melalui pemberdayaan BUMDes
4. Pembukaan unit-unit usaha BUMDes sebagai upaya perluasan jenis- jenis usaha BUMDes agar dapat memberikan peluang seluas-luasnyakepada masyarakat, serta mempermudah akses sumber-sumber kegiatan ekonomi tersebut, karena tersedia di desa
5. Pembangunan infrastruktur dasar pedesaan diformulasikan pada pembangunan infrastruktur yang dapat mengungkit secara signifikan tingkat ekonomi masyarakat serta meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan dasar kesehatan, pendidikan serta sumberdaya ekonomi.melalui pemberdayaan Organisasi Masyarakat Setempat.


Kegiatan yang dapat dibiayai Gerbang Sadu Mandara yaitu :
I. Penyaluran Kredit dan Pengembangan Modal  BUMDes1. Masyarakat miskin yang menggunakan pinjaman dari BUMDes dikenakan bunga 1 % tanpa anggunan sedangkan,
2. Masyarakat yang tidak termasuk miskin, bunga yang dikenakan sesuai dengan kesepakatan masyarakat melalui musyawarah desa. 
Bunga pinjaman yang dikenakan kepada masyarakat disesuaikan dengan kegiatan usaha yang dilaksanakan, contoh : Apabila dipergunakan untuk usaha penggemukan sapi masyarakat tidak dikenakan bunga bulanan akan tetapi bunga dan modal akan dibayarkan setelah sapi terjual, sedangkan Masyarakat yang usahanya berpenghasilan harian akan dikenakan bunga bulan/reguler.
II. Peningkatan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Perdesaan
1. Infrastruktur Transportasi; jalan produksi, Jembatan.
2. Peningkatan Produksi Pertanian; irigasi tersier diluar inventaris Dinas PU.
3. Peningkatan Pemasaran; Pasar Desa, Gudang Produksi, dan lantai jemur;
4. Air Bersih dan Sanitasi Lingkungan : Perpipaan, bak penampungan air bersih, sumur pompa tangan, dan hidran umum; sedangkan untuk Sanitasi, termasuk didalamnya adalah kamar mandi umum ( prasarana mandi, cuci, dan kakus –MCK) dan drainase.
5. Pendidikan : Penyediaan Sarana Ruang Belajar Masyarakat (RBM) dan Teknologi Tepat Guna.
6. Kesehatan : Prasarana dan sarana Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) serta Pengadaan Sarana Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Kegiatan yang Dilarang  Dalam
Gerbang Sadu Mandara yaitu : Beli mobil, Beli Sepeda Motor
Membangun / rehab Balai Banjar, Kantor Desa, Sekolah, Pura, Bedah Rumah, Investasi yang tidak produktif.


Nah dari info diatas yang admin ketahui, sekarang bagaimana dengan implementasinya di desa kami Lokapaksa, semestinya kelompok Kelompok Tani ternak Pucak Manik yang merupakan kelompok inti SIMANTRI 022 Gapoktan Tri Loka Amertha desa Lokapaksa, dengan permasalahan Jalan Produksi Pertanian, Penguatan Permodalan dan lain sebagainya serta kelompok lain seperti KWT Manik Amertha, Kelompok Ternak Sisia Bakti yang merupakan Kelompok Rumah Tangga Miskin (RTM) dalam usaha Penggemukan Sapi Bali  ini masih tanda tanya akankah kecipratan program ini...? Semoga saja Aparat Pemerintah Desa kini memperhatikan Mereka tidak seperti sebelum-sebelumnya, biar mereka tidak berjuang sendiri-sendiri, sementara Kue Tart senilai "Satu EM" ada Didepan Mata namun sayang tidak bisa diteguk, Semoga Saja JUKLAK dan Juknis yang ada bisa dipatuhi dengan lebih mengedepankan Potensi Desa Sebagai titik Ungkit Pembangunan Desa.