Analisis Usaha Pembibitan Sapi Bali
Thursday, June 14, 2012
/
No Comments
selayaknya usaha penggemukan sapi bali pada pembahasan artikel sebelumnya, maka dalam dunia usaha pembibitan sapi bali sangatlah perlu juga dilakukan sebuah analisis sebagai bentuk kajian terhadap sebuah usaha pembibitan sapi bali, apakah kiranya usaha tersebut akan mendatangkan keuntungan atau malah impas atau bahkan menelan pil pahit sebuah kerugian yang nilainya amat besar...!, untuk itu kami kelompok tani ternak pucak manik berusaha melakukan sebuah analisis usaha, selayaknya metode yang telah dibahas sebelumnya dalam artikel Metode Analisis Usaha.
KONSEP USAHA PEMBIBITAN SAPI BALI
Konsep Usaha yang akan dikembangkan adalah usaha pembibitan sapi bali, dengan berbasis usaha kelompok dengan menggunakan sample dari program SIMANTRI, dimana dalam program tersebut kelompok mendapatkan Bantuan Sosial (Bansos) dalam pengembangan usaha, dalam hal ini semua bentuk bansos dari pemerintah kepada kelompok akan tetap dihitung sebagai modal kelompok, dan pengelolaannya dilakukan secara bersama-sama anggota kelompok dengan di koordinir oleh pengurus kelompok, dengan pola bagi hasil sesuai dengan aturan (awig) yang telah di tetapkan bersama.
ASUMSI-ASUMSI USAHA PEMBIBITAN SAPI BALI
Asumsi-Asumsi dalam Usaha Pembibitan Sapi Bali Adalah :
1. Lahan yang digunakan merupakan tanah pekarangan yang belum dimanfaatkan dan tidak diperhitungkan untuk sewa lahannya.
2. Sapi bibit yang dipelihara sebanyak 20 ekor jenis bibit Sapi Bali dengan harga awal Rp. 4.000.000/ekor dan sapi sudah bunting atau siap kawin, dipakai sebagai bibit selama 5 tahun atau 5x beranak dengan asumsi sapi dipelihara selama 1 tahun dan menghasilkan 1 ekor pedet.
3. Biaya Pembangunan Kandang Sebesar Rp. 25.000.000,00 dengan usia ekonomis selama 10 tahun dan dihitung biaya penyusutan 10% pertahun menetap.
4. Biaya Pembangunan Gudang Pakan Sebesar Rp. 8.000.000,00
5. Biaya Pembangunan Gudang Kompos Sebesar Rp. 8.000.000,00
6. Biaya Pembangunan Unit Bio Urine Sebesar Rp. 8.500.000,00
7. Peralatan usaha dibutuhkan sebesar Rp 250.000/tahun,
8. Jasa Petugas IB Rp. 50.000,-/Straw dengan asumsi sekali IB langsung Bunting, dengan prosentase mortalitas kelahiran pedet jantan dan betina = 50:50 (%)
9. Sapi membutuhkan Vitamin dan obat-obatan sebesar Rp. 10.000/ekor/Bulan
10. Kotoran yang dihasilkan selama 1 periode sebanyak 36.000 kg kering dengan harga Rp. 1000/kg
11. Bio Urine yang dihasilkan selama 1 periode sebanyak 36.000 Liter dengan harga Rp. 500/Liter
12. Diberi Pakan Tambahan berupa mineral : 1 kg x 20kor x 12 bulan dengan harga Rp. 5.000/Kg
13. Tidak membebankan biaya pakaan, mengingat pakan diberikan langsung oleh anggota yang memelihara sapi tersebut.
14. Biaya pembangunan biogas tidak dihitung.
15. Biaya-biaya investasi diperoleh dari bantuan program pemerintah sebagai modal awal dengan asumsi tanpa pengembalian baik pokok dan bunga modal.
16. Biaya-biaya investasi ditaksir dengan usia ekonomis selama 10 tahun dan dihitung biaya penyusutan 10% pertahun menetap.
ASPEK TEKSIS USAHA PEMBIBITAN SAPI BALI
Dari Asumsi-asumsi diatas maka dapat kita tuangkan kedalam aspek teknis dalam usaha Pembibitan sapi bali.
ANALISIS KEUANGAN USAHA PEMBIBITAN SAPI BALI
Dari Aspek teknis diatas maka dapat kami gambarkan aspek analisis keuangan dari Pembbibitan sapi bali adalah sebagai berikut :
ANALISI CASHFLOW USAHA PEMBIBITAN SAPI BALI
Analisis cashflow ini menggambarkan nilai investasi yang telah dilakukan berikut keuntungan/kerugian yang telah diperoleh oleh kelompok
KESIMPULAN
Bahwa dalam usaha pembibitan sapi bali apabila dilakukan dalam skup kelompok akan diperoleh nilai keuntungan yang besar dengan B/C Ratio di tahun pertama 0,07 mengingat biaya investasi di tahun pertama yang sangat besar dan pada tahun-tahun berikutnya akan diperoleh B/C Ratio sebesar 0,95.
Akan tetapi jika kita membebankan biaya HMT pada modal selayaknya skala usaha yang bukan berbasis kelompok maka pada tahun I (Pertama) akan mengalami kerugian, dan di tahun ke berikutnya baru memperoleh keuntungan dengan.
Dengan tetap memperhitungkan Bansos sebagai modal dingin dengan perhitungan penyusutan maka pada usia kelompok yang ke 10 tahun, maka kelompok sudah bisa mengembangkan lagi usahanya 2x lipat dengan asusmsi mengabaikan keuntungan tahun-tahun sebelumnya sebagai modal.
Sudah selayaknya kelompok usaha pembibitan sapi bali memperoleh sebuah INSENTIF baik berupa insentif sapi betina produktif dari pemerintah, mengingat Program Penyelamatan Sapi baik dalam mendukung penyelamatan Plasmanutfah genetik sapi bali maupun mendukung swasembada daging sapi 2014 mendatang, mengingat nilai keuntungan di tahun I (pertama) yang sangat kecil dibandingkan usaha jasa contohnya usaha jasa pembuatan web desingn, usaha jasa service computer, usaha jasa cleaning service maka tidak heran para generasi muda kita meninggalkan pertanian di kampung halamannya.
KONSEP USAHA PEMBIBITAN SAPI BALI
Konsep Usaha yang akan dikembangkan adalah usaha pembibitan sapi bali, dengan berbasis usaha kelompok dengan menggunakan sample dari program SIMANTRI, dimana dalam program tersebut kelompok mendapatkan Bantuan Sosial (Bansos) dalam pengembangan usaha, dalam hal ini semua bentuk bansos dari pemerintah kepada kelompok akan tetap dihitung sebagai modal kelompok, dan pengelolaannya dilakukan secara bersama-sama anggota kelompok dengan di koordinir oleh pengurus kelompok, dengan pola bagi hasil sesuai dengan aturan (awig) yang telah di tetapkan bersama.
ASUMSI-ASUMSI USAHA PEMBIBITAN SAPI BALI
Asumsi-Asumsi dalam Usaha Pembibitan Sapi Bali Adalah :
1. Lahan yang digunakan merupakan tanah pekarangan yang belum dimanfaatkan dan tidak diperhitungkan untuk sewa lahannya.
2. Sapi bibit yang dipelihara sebanyak 20 ekor jenis bibit Sapi Bali dengan harga awal Rp. 4.000.000/ekor dan sapi sudah bunting atau siap kawin, dipakai sebagai bibit selama 5 tahun atau 5x beranak dengan asumsi sapi dipelihara selama 1 tahun dan menghasilkan 1 ekor pedet.
3. Biaya Pembangunan Kandang Sebesar Rp. 25.000.000,00 dengan usia ekonomis selama 10 tahun dan dihitung biaya penyusutan 10% pertahun menetap.
4. Biaya Pembangunan Gudang Pakan Sebesar Rp. 8.000.000,00
5. Biaya Pembangunan Gudang Kompos Sebesar Rp. 8.000.000,00
6. Biaya Pembangunan Unit Bio Urine Sebesar Rp. 8.500.000,00
7. Peralatan usaha dibutuhkan sebesar Rp 250.000/tahun,
8. Jasa Petugas IB Rp. 50.000,-/Straw dengan asumsi sekali IB langsung Bunting, dengan prosentase mortalitas kelahiran pedet jantan dan betina = 50:50 (%)
9. Sapi membutuhkan Vitamin dan obat-obatan sebesar Rp. 10.000/ekor/Bulan
10. Kotoran yang dihasilkan selama 1 periode sebanyak 36.000 kg kering dengan harga Rp. 1000/kg
11. Bio Urine yang dihasilkan selama 1 periode sebanyak 36.000 Liter dengan harga Rp. 500/Liter
12. Diberi Pakan Tambahan berupa mineral : 1 kg x 20kor x 12 bulan dengan harga Rp. 5.000/Kg
13. Tidak membebankan biaya pakaan, mengingat pakan diberikan langsung oleh anggota yang memelihara sapi tersebut.
14. Biaya pembangunan biogas tidak dihitung.
15. Biaya-biaya investasi diperoleh dari bantuan program pemerintah sebagai modal awal dengan asumsi tanpa pengembalian baik pokok dan bunga modal.
16. Biaya-biaya investasi ditaksir dengan usia ekonomis selama 10 tahun dan dihitung biaya penyusutan 10% pertahun menetap.
ASPEK TEKSIS USAHA PEMBIBITAN SAPI BALI
Dari Asumsi-asumsi diatas maka dapat kita tuangkan kedalam aspek teknis dalam usaha Pembibitan sapi bali.
ASPEK TEKNIS USAHA PEMBIBITAN SAPI BALI | |||
NO | KETERANGAN | JUMLAH | SATUAN |
1 | Pengadaan Sapi Bakalan : | ||
A. Populasi Awal Pembibitan | 20 | Ekor | |
B. Harga Beli Bibit Sapi Bali | 4.000.000 | Rp/Ekor | |
2 | Periode Pembibitan : | ||
A. Jumlah Bulan Pembibitan | 12 | Bulan | |
B. Jumlah Hari Pembibitan | 360 | Hari | |
3 | Produksi Sapi Pembibitan : | ||
A. Penjualan Pedet Umur 6 Bulan | 3.000.000 | Rp/Ekor | |
B. Harga Jual Induk Sapi Setelah 5x Beranak | 5.000.000 | Rp/Ekor | |
4 | Produksi Pupuk : | ||
A. Produksi Kotoran Basah (60% Pakan Tercerna) | 16 | Kg/Ekor/Hari | |
B. Produksi Kompos (Kadar Air = 24,21%) | 5 | Kg/Ekor/Hari | |
C. Harga Pupuk Kompos | 1.000 | Rp/Kg | |
E. Produksi Bio Urine Sapi | 5 | Liter/Ekor/Hari | |
F. Harga Bio Urine Sapi | 500 | Rp/Liter | |
5 | Biaya Penyusutan Usia Ekonomis 5 tahun | ||
A. Peny. Bangunan Kandang (10%/Tahun) | 2.500.000 | Rp/Th | |
B. Peny. Bangunan Gudang Pakan Ternak (10%/Tahun) | 800.000 | Rp/Th | |
C. Peny. Bangunan Gudang Kompos (10%/Tahun) | 800.000 | Rp/Th | |
D. Peny. Bangunan Bio urine (10%/Tahun) | 850.000 | Rp/Th | |
E. Peny. Peralatan Kandang (100%) | 250.000 | Rp/Th | |
6 | Pakan, Obat, Vaksin dan Vitamin : | ||
A. Konsumsi HMT (10% X Bobot Sapi) | 40 | Kg/Ekor/Hari | |
B. Konsumsi Mineral (1kg/ekor/bulan) | 1 | Kg/Ekor/Bln | |
C. Harga HMT | 500 | Rp/Kg | |
D. Harga Mineral | 5.000 | Rp/Kg | |
E. Biaya Obat-obatan dan Vitamin | 5.000 | Rp/Ekor/Bln | |
F. Biaya JASA IB | 50.000 | Rp/Ekor/Thn | |
7 | Biaya Lain-Lain : | ||
A. Kebutuhan Listrik | 0,2 | Kwh/Hari | |
B. Biaya Listrik | 1.000 | Rp/Kwh | |
C. Kebutuhan Air | 20 | M3/Bln | |
D. Biaya Air | 5.000 | Rp/M3 |
ANALISIS KEUANGAN USAHA PEMBIBITAN SAPI BALI
Dari Aspek teknis diatas maka dapat kami gambarkan aspek analisis keuangan dari Pembbibitan sapi bali adalah sebagai berikut :
ANALISIS PEMBIBITAN SAPI BALI | |||||
NO | URAIAN | JML | SAT | HARGA (Rp) | JML. BIAYA (Rp) |
A. BIAYA-BIAYA | |||||
1. | BIAYA INVESTASI | ||||
1. Bangunan Kandang (Kap. 20) | 1 | Unit | 25.000.000 | 25.000.000 | |
2. Bangunan Gudang Pakan | 1 | Unit | 8.000.000 | 8.000.000 | |
3. Bangunan Gudang Kompos | 1 | Unit | 8.000.000 | 8.000.000 | |
4. Bangunan Pengolah Bio-Urine | 1 | Unit | 8.500.000 | 8.500.000 | |
5. Peralatan Kandang | 1 | Paket | 250.000 | 250.000 | |
TOTAL BIAYA INVESTASI | 49.750.000 | ||||
2. | BIAYA VARIABEL | ||||
1. Pembelian Bibit Sapi Siap Bunting | 20 | Ekor | 4.000.000 | 80.000.000 | |
2. Biaya HMT | 250 | Kg | 288.000 | ||
3. Mineral | 20 | Kg | 5.000 | 100.000 | |
4. Vitamin dan Obat-obatan | 12 | Bulan | 20.000 | 240.000 | |
5. Biaya Listrik | 72 | Kwh | 1.000 | 72.000 | |
6. Biaya Air | 240 | M3 | 2.500 | 600.000 | |
7. Jasa Petugas IB | 20 | ekor | 50.000 | 1.000.000 | |
TOTAL BIAYA VARIABEL | 82.012.000 | ||||
3. | BIAYA TETAP | ||||
1. Penyusutan Kandang | 10% | %/thn | 25.000.000 | 2.500.000 | |
2. Penyusutan Gudang Pakan | 10% | %/thn | 8.000.000 | 800.000 | |
3. Penyusutan Gudang Kompos | 10% | %/thn | 8.000.000 | 800.000 | |
4. Penyusutan Bio Urine | 10% | %/thn | 8.500.000 | 850.000 | |
5. Penyusutan Peralatan Usaha | 100% | %/thn | 250.000 | 250.000 | |
TOTAL BIAYA TETAP | 5.200.000 | ||||
TOTAL BIAYA-BIAYA ( B. VARIABEL+B. INVESTASI+B.TETAP) | 136.962.000 | ||||
B. PENERIMAAN | |||||
1. Penjualan Pedet Usia 5 Bulan | 20 | ekor | 3.500.000 | 70.000.000 | |
2. Penjualan Induk Setelah 5x Beranak | 20 | ekor | 6.000.000 | 120.000.000 | |
2. Penjualan Pupuk Kompos | 36.000 | Kg | 1.000 | 36.000.000 | |
3. Penjualan Bio Urine | 36.000 | Liter | 1.000 | 36.000.000 | |
C. TOTAL PENERIMAAN | 262.000.000 | ||||
D. KEUNTUNGAN | 125.038.000 | ||||
E. B/C RASIO | 1,912939355 |
ANALISI CASHFLOW USAHA PEMBIBITAN SAPI BALI
Analisis cashflow ini menggambarkan nilai investasi yang telah dilakukan berikut keuntungan/kerugian yang telah diperoleh oleh kelompok
No | URAIAN | Tahun Ke | ||||
I | II | III | IV | V | ||
I | PENDAPATAN | |||||
1 | Penjualan Induk | 0 | 0 | 0 | 0 | 120.000.000 |
2 | Penjualan Pedet | 70.000.000 | 70.000.000 | 70.000.000 | 70.000.000 | 70.000.000 |
2 | Penjualan Pupuk | 36.000.000 | 36.000.000 | 36.000.000 | 36.000.000 | 36.000.000 |
4 | Penjualan BIO-Urine | 36.000.000 | 36.000.000 | 36.000.000 | 36.000.000 | 36.000.000 |
TOTAL PENDAPATAN | 142.000.000 | 142.000.000 | 142.000.000 | 142.000.000 | 262.000.000 | |
II | PENGELUARAN | |||||
A | BIAYA INVESTASI | |||||
1 | Bangunan Kandang Koloni | 25.000.000 | 0 | 0 | 0 | 0 |
2 | Bangunan G. Pakan | 8.000.000 | 0 | 0 | 0 | 0 |
3 | Bangunan G. Kompos | 8.000.000 | 0 | 0 | 0 | 0 |
4 | Bangunan Bio Urine | 8.500.000 | 0 | 0 | 0 | 0 |
5 | Peralatan Kandangan | 250.000 | 0 | 0 | 0 | 0 |
B | BIAYA TETAP | |||||
1 | Pembelian Bibit Sapi | 80.000.000 | 0 | 0 | 0 | 0 |
3 | Penyusutan Kandang | 0 | 2.500.000 | 2.500.000 | 2.500.000 | 2.500.000 |
4 | Penyusutan G. Pakan | 0 | 800.000 | 800.000 | 800.000 | 800.000 |
5 | Penyusutan G. Kompos | 0 | 800.000 | 800.000 | 800.000 | 800.000 |
6 | Penyusutan Bio Urine | 0 | 850.000 | 850.000 | 850.000 | 850.000 |
7 | Penyusutan Peralatan | 0 | 250.000 | 250.000 | 250.000 | 250.000 |
C | BIAYA VARIABEL | |||||
1 | HMT | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
2 | Mineral | 100.000 | 100.000 | 100.000 | 100.000 | 100.000 |
3 | Jasa Petugas IB | 1.000.000 | 1.000.000 | 1.000.000 | 1.000.000 | 1.000.000 |
4 | Vitamin dan Obat-obatan | 240.000 | 240.000 | 240.000 | 240.000 | 240.000 |
5 | Biaya Listrik | 72.000 | 72.000 | 72.000 | 72.000 | 72.000 |
6 | Biaya Air | 600.000 | 600.000 | 600.000 | 600.000 | 600.000 |
TOTAL PENGELUARAN | 131.762.000 | 7.212.000 | 7.212.000 | 7.212.000 | 7.212.000 | |
IV | KEUNTUNGAN PER TAHUN | 10.238.000 | 134.788.000 | 134.788.000 | 134.788.000 | 254.788.000 |
V | ANALISIS-ANALISIS | |||||
1 | DF = (P/F,12%,5) | 0,8928 | 0,7971 | 0,7117 | 0,6355 | 0,5672 |
2 | Nilai Sekarang (PV) | 9.140.486 | 107.439.515 | 95.928.620 | 85.657.774 | 144.515.754 |
3 | (B/C) Ratio | 0,07 | 0,95 | 0,95 | 0,95 | 0,97 |
4 | NPV | 442.766.440 |
Bahwa dalam usaha pembibitan sapi bali apabila dilakukan dalam skup kelompok akan diperoleh nilai keuntungan yang besar dengan B/C Ratio di tahun pertama 0,07 mengingat biaya investasi di tahun pertama yang sangat besar dan pada tahun-tahun berikutnya akan diperoleh B/C Ratio sebesar 0,95.
Akan tetapi jika kita membebankan biaya HMT pada modal selayaknya skala usaha yang bukan berbasis kelompok maka pada tahun I (Pertama) akan mengalami kerugian, dan di tahun ke berikutnya baru memperoleh keuntungan dengan.
Dengan tetap memperhitungkan Bansos sebagai modal dingin dengan perhitungan penyusutan maka pada usia kelompok yang ke 10 tahun, maka kelompok sudah bisa mengembangkan lagi usahanya 2x lipat dengan asusmsi mengabaikan keuntungan tahun-tahun sebelumnya sebagai modal.
Sudah selayaknya kelompok usaha pembibitan sapi bali memperoleh sebuah INSENTIF baik berupa insentif sapi betina produktif dari pemerintah, mengingat Program Penyelamatan Sapi baik dalam mendukung penyelamatan Plasmanutfah genetik sapi bali maupun mendukung swasembada daging sapi 2014 mendatang, mengingat nilai keuntungan di tahun I (pertama) yang sangat kecil dibandingkan usaha jasa contohnya usaha jasa pembuatan web desingn, usaha jasa service computer, usaha jasa cleaning service maka tidak heran para generasi muda kita meninggalkan pertanian di kampung halamannya.